Anak Bungsu Juga Pemuda Tangguh

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 15 Oktober 2021
Anak Bungsu Juga Pemuda Tangguh

Anak bungsu juga tangguh. (Foto: Unsplash/Hisu Lee)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TIU (17 tahun) ingin sekali turut ambil andil dalam pekerjaan rumah tangga. Suatu hari ia mengajukan diri dan meminta izin kepada orang tuanya untuk ikut membantu mencuci mobil. Namun, kedua orang tuanya menolak mentah-mentah permintaan tersebut.

Sebagai anak bungsu, Tiu dianggap ceroboh, kurang pengalaman, dan belum memiliki tanggung jawab. Oleh karena itu, pekerjaan rumah seperti mencuci mobil yang memerlukan keuletan belum dipercayakan kepada Tiu. "Alasannya karena takut nanti jadi lecet atau malah bersihin mobilnya kurang bersih," jelas Tiu kepada merahputih.com.

Baca Juga:

Usaha Buket Uang Pemudi Negeri Aing Laris Manis Selama Pandemi

Menjadi anak paling kecil dalam keluarga pun semakin sulit karena ia terus dibandingkan dengan kakaknya. Meski begitu, di satu sisi Tiu menjadi anak paling disayang. "Gue adik dari kedua kakak laki-laki dan kakak perempuan. Dan emang gue lebih dimanja sih sama orang tua gue," ungkap Tiu.

Walaupun dimanja oleh orang tuanya, masih ada hal-hal lain yang tidak mengenakan untuknya. Karena dimanja, ia juga sering diremehkan oleh orang tuanya untuk melakukan sesuatu seperti mencuci mobil tadi.

Tiu berprestasi di bidang non akademis. (Foto: Unsplash/Jannik Skorna)

Kakak berprestasi, anak bungsu juga diharapkan bisa seperti kakaknya. Pada kenyataannya, memang semua dipandang dengan melihat kakak yang lebih tua sebagai contoh untuk adik-adiknya. Jika kakak dapat meraih prestasinya, sang adik tak boleh kalah dan diharapkan dapat menjadi seperti kakaknya.

Beruntung, keluarga Tiu tidak seperti itu. Tiu menyatakan tak semua keluarga berharap anaknya memiliki prestasi yang sama dengan saudaranya. Bagi keluarganya, berprestasi dalam bidang yang diminati pun sudah cukup bagi mereka.

Tiu memiliki minat bermain bola sejak kecil. Kemampuan ia dalam bermain bola makin berkembang setelah bergabung dengan ekskul futsal di sekolahnya. Tendangan demi tendangan membawa dirinya memenangkan perlombaan antar sekolah saat duduk di bangku SMP. Ia pun sering membawa penghargaan dari kecintaannya terhadap sepak bola. Sayangnya COVID-19 membuat kegiatan futsal Tiu dihentikan sementara.

Baca Juga:

Pemuda Ingat ya, Memelihara Hewan Butuh Komitmen

Tiu memang dipuji karena memiliki segudang prestasi dalam bermain futsal. Tapi, hal ini tidak membuatnya terlepas dari omelan orang tua yang membandingkan ia dan kakak pada bidang akademis. "Karena gue lebih males belajar daripada koko dan cece," jelasnya. Agar tetap jadi jagoan, Tiu mengambil hikmah dari sikap orang tuanya yang suka membandingkannya. Ini justru memacu semangat Tiu untuk belajar lebih giat agar berprestasi.

Tak hanya itu, barang-barang bekas yang dimiliki sang kakak terus diwariskan ke adik agar menghemat pengeluaran. Tiu harus menggunakan pakaian lama kakak laki-lakinya karena alasan sayang jika dibuang atau diberikan kepada orang lain.

Tiu ingin memiliki baju baru dibanding diberikan baju bekas. (Foto: Unsplash/Nimble Made)

"Gue lebih suka beli baju baru daripada dikasih bekas. Tapi sering diomelin karena gak mau terima baju bekas koko," jelasnya menyatakan perasaan yang sebenarnya. Banyak baju bagus dari sang kakak yang menurut orang tuanya masih layak pakai.

Tiu merasa malu jika memakai pakaian bekas, ia lebih suka pakaian model baru yang sering muncul saat ibu jarinya tengah meng-scroll media sosial. Melihat teman-temannya kadang membuat ia iri karena harus menggunakan pakaian bekas kakaknya. Karena itu pun, ia sering mengumpulkan uang jajannya untuk dapat membeli barang yang ia inginkan agar terbebas dari barang bekas kakak.

Menjadi anak paling kecil pun membuatnya jadi sering disuruh-suruh entah itu oleh saudaranya atau orang tuanya. Terkadang Tiu suka tidak nyaman dengan hal ini. "Kesal mah pasti kali kalau keseringan (disuruh), tapi kalau sekali dua kali gapapa dan kalau gak sibuk," jelas Tiu. Menutup pintu gerbang di malam hari, memberi makan hewan peliharaan, atau mengambil barang, itulah beberapa perintah yang sering didengar olehnya.

Tiu telah menjadi bukti bahwa menjadi anak bungsu tak terus dimanja saja, tetapi juga harus melewati beberapa masalah yang mungkin dianggap sebagai masalah kecil. Masalah-masalah kecil itu nyatanya membuat Tiu menjadi pemuda anak bungsu yang tangguh. (mic)

Baca Juga:

Sosok Pemudi Jagoan Negeri Aing Lulusan S3 Termuda Teknik Industri

#Oktober Pemuda Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Bagikan