Alat Penilai Risiko Terbaru Ini Mampu Prediksi Tingkat Kematian Kasus Akibat Virus Corona
Skor akan membantu pengobatan. (Foto: Unsplash/Javier Matheu)
SEBUAH alat yang dibuat oleh ISARIC Coronavirus Clinical Characterization Consortium akan memungkinkan mereka yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 untuk dibagi menjadi empat kelompok risiko yang berbeda. Selain itu akan menawarkan pengobatan yang sesuai, studi terbesar di dunia tentang pasien dengan penyakit tersebut menunjukkan.
Kelompok tersebut diidentifikasi menggunakan informasi klinis dan tes yang dilakukan pada pasien setibanya di rumah sakit di Inggris, Wales, dan Skotlandia. Risiko kematian pasien, dari yang rendah hingga sangat tinggi, diprediksi menggunakan data yang terkumpul.
Baca juga:
Cahaya Hijau Mampu Kurangi Migrain
Alat ini memiliki banyak manfaat potensial karena masuknya pasien dengan virus corona berarti rumah sakit membutuhkan alat stratifikasi risiko cepat yang dapat mengidentifikasi pasien dengan risiko kematian tertinggi dan menginformasikan keputusan pengobatan.
Karena alat yang ada telah berhenti di tengah pandemi, tim peneliti Inggris mengembangkan skor stratifikasi risiko pragmatis. Data dikumpulkan dari lebih dari 35.000 orang dewasa dengan COVID-19 yang dirawat di 260 rumah sakit antara 6 Februari dan 20 Mei 2020.
Beberapa informasi yang dikumpulkan adalah umur, jenis kelamin, jumlah kondisi yang sudah ada, frekuensi pernafasan saat masuk, dan hasil dua tes darah. Ini kemudian digunakan untuk memberikan skor mulai dari 0-21 poin.
Baca juga:
Misalnya, mereka yang memiliki skor 15 atau lebih memiliki peluang kematian 62 persen dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor tiga atau kurang dengan peluang 1 persen. Mereka yang mendapat skor sembilan atau lebih berada pada risiko tinggi kematian, yang dapat memicu pengobatan agresif. Termasuk memulai steroid dan peningkatan dini ke perawatan kritis jika sesuai, tulis para peneliti. Mereka dengan tingkat kematian satu persen ditemukan "cocok untuk pengelolaan di masyarakat"
Dari akhir bulan Mei hingga akhir Juni 2020, melansir laman Interesting Engineering, alat tersebut diuji dan dipastikan akurat setelah digunakan pada 22.000 pasien lainnya, membenarkan kabar baik tersebut.
Menurut Dr. Stephen Knight, penulis bersama dan NIHR Clinical Research Fellow di University of Edinburgh, "Alat identifikasi risiko yang akurat dan sederhana ini dapat diterapkan di semua kelompok dalam masyarakat. Akan membantu mendeteksi individu yang berisiko dengan cepat saat tiba di rumah sakit. Yang terpenting, kami akan dapat meyakinkan dan secara potensial merawat di rumah pasien-pasien yang termasuk dalam kelompok berisiko rendah."
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam terbitan terbaru British Medical Journal. (lgi)
Baca juga:
Cuma Butuh 10 Menit, Mendiagnosis Serangan Jantung lewat Air Liur
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Anti Mainstream! Huawei Mate 80 Bakal Hadir dengan RAM 20GB, Rilis Akhir November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil