Alat Pemanen Air untuk Wilayah dengan Kondisi Kekurangan Air
Memanen air di perkotaan. (Foto: Pexels/Sourav Mishra)
PERKEMBANGAN teknologi bukan melulu pada informasi dan teknologi. Kebutuhan teknologi yang bukan sekedar pada bidang teknologi digital saja. Teknologi yang baik memberikan manfaat yang luas bagi masyrakat.
Berangkat dari itu desainer asal Afrika Selatan, Shaakira Jassat menciptakan alat yang mampu memanen air. Kesannya agak aneh, air kok dipanen. Di wilayah-wilayah dengan kondisi kekurangan air. Hujan adalah jawaban pasti untuk mendapatkan air.
Baca Juga:
Kelimpahan air dari langit ini kemudian memunculkan ide membuat alat yang dinamakan Aquatecture. Alat ini tidak besar cendrung langsing dan sangat cocok diletakan di luar ruangan, terutama di luar bangunan besar.
DIlansir dari laman dezeen, alat ini mampu menguumpulkan air dari hujan yang kemudian disalurkan melalui sistem air pada gedung.
Panel-panel ini terbuat dari stainless steel yang sangat kuat dan anti karat. Bentuknya langsing dan memiliki corong silinder. Ini adalah bentuk terbaik yang dia ambil setelah melakukan berbagai percobaan.
Jassat membuat alat ini berangkat dari kondisi di kampung halamannya, Afrika Selatan, yang dilanda krisis air. Setelah melakukan observasi ke wilayah di negaranya seperti di kota Pretoria dan Capte Town yang terancam kehilangan sumber air minum. Dia kemudian berusaha mengembangka peralatan yang dapat memanen air itu.
Jassat yang tinggal di Belanda ini menyadari betul bahwa metode lama masyarakat yang menampung air ketika hujan berlangsung, membuatnya berusaha mewujudkan idenya itu. Kondisi perkotaan tak memungkinkan dirinya membuat tangki besar karena keterbatasan ruang. Makanya Aquatecture merupakan jawaban untuk mengumpulkan air hujan.
Baca Juga:
Jika air yang terkumpul dari hujan itu sudah memenuhi tangki. Maka akan dialirkan ke satu sistem penjernihan air untuk dapat digunakan oleh masyarakat.
Desain milik Jassat ini bukan sekedar alat yang menangkap air hujan saja. Namun penampilan alat itu harus sesuai dengan arsitektur tempat alat itu berada. Makanya dia mengatakan bahwa teknologi harus tampil bagus. Perpaduan antara efisiensi dan estetika.
Patron yang diambil untuk tampilan panel-panel adalah mulai dari bulat sampai baling-baling. Untuk menghadirkan nilai estetika pada panelnya, Jassat bekerjasama dengan desainer grafis asal Jepang, Aya Kawasaki.
Baginya keselarasan dalam ruang terbuka adalah sangat penting. Gedung yang sudah dirancang selaras dengan lingkungan sekitar tidak baik dirusak pemandangannya oleh alat buatannya.
Jassat menanbahlan bahwa alat buatannya pada prinsipnya adalah alat yang dapat mengumpulkan air. Makanya dia membuka kesempatan pada publik untuk seluas-luasnya menggunakannya. Dengan tambahan peralatan yang tepat alat ini bisa menangkap air di atmosfir melalui metode kondensasi. (psr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Anti Mainstream! Huawei Mate 80 Bakal Hadir dengan RAM 20GB, Rilis Akhir November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil