Air Bersih, Salah Satu Masalah Global yang Semakin Buruk

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 08 September 2021
Air Bersih, Salah Satu Masalah Global yang Semakin Buruk

Tekanan air bersih menjadi masalah global saat ini (Foto: Unsplash/nathan dumlao)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KELANGKAAN air mengancam kesehatan dan perkembangan masyarakat di seluruh dunia. Perubahan iklim memperburuk masalah air bersih sehingga mendorong pemerintah untuk menemukan cara yang lebih inovatif dan kolaboratif untuk mengatasi masalah tekanan air bersih.

Mengutip dari Charitywater.org, 785 juta orang di dunia tidak memiliki akses yang memadai ke salah satu elemen penting dari kehidupan, yaitu air bersih. Meskipun pemerintah dan kelompok tertentu telah membantu banyak orang yang tinggal di daerah yang mengalami kesulitan mendapatkan akses air bersih dalam beberapa tahun terakhir. Masalahnya diproyeksikan menjadi lebih buruk dengan efek berbahaya dari pemanasan global dan pertumbuhan populasi yang semakin banyak.

Baca Juga:

Fenomena Krisis Air di Indonesia yang Mengkhawatirkan

air
Air bersih belum tersalurkan secara merata di seluruh dunia (Foto: Unsplash/Liz Martin)

Air bersih dapat memiliki dampak yang berbeda secara dramatis dari satu tempat ke tempat lain. Dalam beberapa kasus kelangkaan air bersih menyebabkan kerusakan yang luas. Seperti kesehatan masyarakat, pembangunan ekonomi, dan perdagangan global.

Ini juga dapat mendorong migrasi massal dan memicu konflik. Sekarang, tekanan air bersih meningkat dan membuat negara-negara menerapkan praktik yang lebih berkelanjutan, inovasi dan meningkatkan kerja sama internasional dalam pengelolaan air.

Mengutip dari Concil on Foreign Relations, tekanan air atau kelangkaan terjadi ketika permintaan air yang aman dan dapat digunakan di daerah tertentu melebihi pasokannya. Permintaan air sebagian besar atau sekitar 70 persen air tawar di dunia digunakan untuk pertanian.

Kemudian sisanya dibagi antara penggunaan industri sebesar 19 persen dan keperluan domestik sebesar 11 persen, termasuk untuk minum. Sedangkan pasokan sumber air di permukaan hanya berasal dari sungai, danau, dan waduk, serta air tanah yang diakses melalui akuifer.

Penyebab kelangkaan air sering dibagi menjadi dua kategori, yaitu kelangkaan fisik, ketika ada masalah kekurangan air karena kondisi ekologi lokal. Kedua adalah kelangkaan ekonomi, yaitu infrastruktur air yang tidak memadai.

Baca Juga:

Jangan Cuci Peralatan Masak Berminyak dengan Air Panas

air
Air bersih digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat. (Foto: Pexels/Thirdman)

Keduanya sering menyebabkan tekanan air bersih secara bersamaan. Misalnya, daerah yang mengalami tekanan dapat memiliki kekurangan curah hujan dan kurangnya penyimpanan air yang memadai dan fasilitas sanitasi. Para ahli mengatakan bahwa bahkan ketika ada penyebab alami yang signifikan untuk tekanan air pada suatu daerah, faktor manusia sering menjadi pusat masalah. Terutama yang berkaitan dengan akses ke air bersih dan sanitasi yang aman. Pada saat yang sama, beberapa daerah yang mengalami kelangkaan air memiliki infrastruktur yang telah memungkinkan kehidupan di sana berkembang, seperti di Oman dan Amerika Serikat barat daya.

Masih dari laman Concil on Foreign Relations, pemanasan global diperkirakan akan meningkatkan jumlah daerah yang mengalami tekanan air bersih dan meningkatkan masalah yang sama di daerah yang sudah lebih dahulu terkena dampaknya.

Daerah subtropis, seperti Australia, Amerika Serikat bagian selatan, dan negara-negara bagian Afrika Utara, diperkirakan akan mengalami kekeringan yang lebih sering dan lebih lama. Namun, ketika curah hujan memang terjadi di daerah-daerah tersebut, diproyeksikan akan menjadi lebih intens. Cuaca di daerah tropis akan menjadi lebih bervariasi.

Baca Juga:

Tak Perlu Dehumidifier untuk Mengurangi Kelembapan dalam Rumah

air
Akses air bersih yang masih terbatas untuk beberapa wilayah. (Foto: Pexels/cottonbro)

Tekanan air bersih yang berkepanjangan dapat memiliki efek buruk pada kesehatan masyarakat dan pembangunan ekonomi. Lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke air minum yang bersih dan hampir dua kali lipat jumlah itu atau lebih dari setengah populasi dunia tidak mendapatkan layanan sanitasi yang memadai.

Kekurangan ini dapat memacu penularan penyakit seperti kolera, tifus, polio, hepatitis A, dan diare. Pada saat yang sama, kelangkaan air membuat aktivitas pertanian menjadi jauh lebih sulit dan mengancam akses masyarakat untuk mendapatkan makanan.

Masyarakat akan menghadapi kelaparan akut dan kronis dan anak-anak lebih berisiko mengalami kondisi yang berasal dari kekurangan gizi, seperti penyakit kronis karena pola makan yang buruk dan diabetes.

Ada beberapa mobilisasi internasional di sekitar keamanan air yang memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua negara, salah satunya adalah program PBB, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs). Organisasi ini memperingatkan meningkatnya kerentanan infrastruktur air konvensional dan menunjuk ke banyak alternatif yang berfokus pada iklim, seperti waduk pesisir dan sistem air bertenaga surya.

Baca Juga:

Sutra Laba-laba Vegan, Bahan Baru Pengganti Plastik

air
SDGs menargetkan bahwa pada tahun 2030 akan membuat akses air bersih yang aman dan merata secara universal. (Foto: Pexels/Sourav Mishra)

Mengutip dari International Conference On Public Health, SDGs memiliki daftar tujuan dengan program pembagunan keberlanjutan ini, yaitu untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, memperbaiki gizi masyarakat, menjamin hidup yang sehat, pendidikan yang berkualitas, kesetaraan gender, ketersediaan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan, menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membangun infrastruktur, menciptakan masyarakat yang damai, mengatasi perubahan iklim dan lain sebagainya.

Dalam laman Bappenas.go.id, SDGs menargetkan bahwa pada tahun 2030 akan membuat akses air bersih yang aman dan merata secara universal serta terjangkau bagi semua negara. Rencananya, kualitas air akan ditingkatkan dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan dan meminimalkan pelepasan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, meningkatkan daur ulang serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Namun, laju perubahan iklim dan pandemi COVID-19 telah menghadirkan tantangan baru. Sekarang, banyak negara mengatakan mereka tidak mungkin menerapkan sistem pengelolaan air terpadu pada tahun 2030 yang sudah ditargetkan untuk memenuhi rencana SDGs. (Tel)

Baca Juga:

Saran Pakar, Nyalakan Pembersih Udara Selama Tidur

#Lipsus Bulan September #Teknologi
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Fun
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
POCO F8 Pro dan F8 Ultra akan segera meluncur. HP ini dikabarkan membawa baterai berkapasitas kecil.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
Fun
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Render Samsung Galaxy S26 Plus kini bocor di internet. Namun, banyak yang bertanya-tanya mengenai chipset dari HP tersebut.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Fun
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Geekbench telah mengungkapkan chipset OPPO Reno 15. HP tersebut akan dilengkapi chipset MediaTek.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Fun
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
Samsung Galaxy S27 Ultra mau bawa fitur Polar ID. Fitur ini siap menyaingi Face ID milik Apple.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
Fun
Bocoran Spesifikasi OPPO Reno 15: Bawa Layar 6,32 Inci dan Baterai 6.200mAh
Bocoran spesifikasi OPPO Reno 15 kini mulai terungkap. HP ini rencananya akan rilis 17 November 2025 di Tiongkok.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Bocoran Spesifikasi OPPO Reno 15: Bawa Layar 6,32 Inci dan Baterai 6.200mAh
Fun
Bocoran Xiaomi 17 Ultra: Bawa Teknologi LOFIC dan Kamera Telefoto Periskop Baru
Bocoran Xiaomi 17 Ultra kini kembali mencuat. HP ini akan membawa teknologi LOFIC dan kamera telefoto periskop baru.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Bocoran Xiaomi 17 Ultra: Bawa Teknologi LOFIC dan Kamera Telefoto Periskop Baru
Fun
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus Bakal Bawa Kamera Telefoto 12MP
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus akan membawa kamera telefoto 12MP. Jadi, hanya ada sedikit perubahan yang dibawa.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus Bakal Bawa Kamera Telefoto 12MP
Fun
OPPO Reno 15 Hadir dalam 3 Warna, Segera Meluncur 17 November 2025!
OPPO Reno 15 akan hadir dalam tiga warna. HP tersebut akan meluncur 17 November 2025 di Tiongkok.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
OPPO Reno 15 Hadir dalam 3 Warna, Segera Meluncur 17 November 2025!
Fun
iPhone 11 vs iPhone XR: Mana yang Masih Layak Dibeli di 2025?
iPhone XR dan iPhone 11 masih diminati meski iPhone 17 sudah dirilis. Simak perbandingan performa, kamera, baterai, dan harga untuk menentukan mana yang paling layak dibeli di 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 09 November 2025
iPhone 11 vs iPhone XR: Mana yang Masih Layak Dibeli di 2025?
Fun
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi
Teaser OPPO Reno 15 series kini sudah dirilis. HP tersebut akan membawa kamera beresolusi tinggi.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi
Bagikan