4 Faktor Utama Penyebab Kerusakan Bangunan akibat Gempa Cianjur


Foto dokumentasi. Kondisi bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan empat faktor utama penyebab kerusakan bangunan akibat guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, keempat faktor itu perlu ditekankan karena informasi itu sangat penting dalam proses pembangunan atau rekonstruksi kembali di wilayah-wilayah terdampak gempa bumi tersebut.
Baca Juga
Korban Meninggal akibat Gempa Cianjur Bertambah Jadi 331 Orang
"Kenapa gempa itu sangat merusak? Karena dikontrol oleh faktor kedalaman pusat gempa yang dangkal sekitar 11 kilometer. Bahkan gempa-gempa susulan ada yang hanya lima kilometer," ujar Dwikorita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/12).
Kemudian, faktor kedua penyebab kerusakan bangunan akibat lokasi pemukiman berada pada tanah lunak atau tanah lepas. Kondisi itu menyebabkan efek amplikasi yang artinya apabila gelombang gempa merambat pada tanah tersebut akan mengalami penguatan.
Dwikorta menjelaskan faktor ketiga akibat pengaruh topografi karena banyak bangunan berada di tepi lereng atau lembah yang mengakibatkan peningkatan intensitas guncangan dan kerusakan.
Selanjutnya, faktor terakhir akibat struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa.
Baca Juga
Berdasarkan hasil pemantauan lapangan yang dilakukan oleh BMKG, banyak rumah tembok tanpa besi, struktur kolom dan balok bangunan lemah, serta struktur kolom dan balok bangunan tetapi dinding tembok lemah.
"Jadi, ada empat faktor sebetulnya yaitu kedalaman, kondisi tanah, kondisi topografi, dan kondisi struktur," tuturnya.
BMKG merekomendasikan agar masyarakat menghindari kawasan seismik aktif gempa susulan. Zona bahaya itu merupakan zona tanah lunak yang mayoritas bangunan mengalami kerusakan berat.
Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo telah mengguncang wilayah Cianjur pada Senin (21/11). Guncangan gempa itu menyebabkan banyak rumah runtuh dan pergerakan tanah.
Jumlah korban tewas akibat bencana gempa di Cianjur seluruhnya sebanyak 331 jiwa, kemudian korban luka berat tercatat 593 orang dan yang dirawat di rumah sakit setempat sebanyak 59 orang.
Kemudian, total lokasi pengungsian tersebar pada 494 titik dengan jumlah 41.196 kepala keluarga atau 114 ribu jiwa. (*)
Baca Juga
Dukungan Psikososial dari Plan Indonesia untuk Anak-Anak Cianjur Terdampak Gempa
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 22 September 2025: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan

Prakiraan Cuaca Jakarta Selasa (23/9), BMKG: Pagi Cerah, Sore Hingga Malam Berawan

Gempa Bumi Terdeteksi di Kabupaten Bekasi, Getaran Terasa hingga Karawang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 22 September 2025: Siap-siap Payung! Hujan Ringan Mengguyur Sebagian Wilayah pada Sore dan Malam Hari.

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Berawan Hingga Berawan pada Senin (22/9)

Prakiraan Cuaca Jakarta Minggu (21/9), BMKG: Pagi Berawan, Malam Hujan Ringan

Bibit Siklon 90W dan 94W Picu Cuaca Buruk, Ini Peringatan BMKG untuk Masyarakat Pesisir dan Nelayan di Seluruh Indonesia

Bibit Siklon Tropis 99W Terpantau di laut Filipina, Pengaruhi Hujan di Indonesia

BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis Berpotensi Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia

Pemerintah Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Canggih Berbasis Integrasi Data
