Buat kamu yang suka main di dunia Twitter, kamu pasti sudah kenal banget istilah 'tweet'. Kata itu memang sangat populer sejak media sosial Twitter diperkenalkan pada 2006.
Jack Dorsey, pendiri Twitter, menyebut kata 'tweet' sangatlah sempurna karena mewakili produk Twitter itu, yakni kicauan burung atau secuil informasi yang tidak terlalu signifikan atau penting. Jika mengacu ke ide Dorsey itu, kata 'tweet' amat pas berpadanan dengan lema ‘cicit’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Namun, kata 'cicit' seolah kalah pamor dengan lema 'cuit' untuk memadankan kata tweet. Padahal nih, lema itu tidak memiliki makna yang sama dengan tweet.
Lema 'cuit' di KBBI memiliki makna ‘bergerak-gerak menyentuh dengan jari; menggamit’.Sementara itu, Oxford Dictionary mendefinisikan tweet sebagai tiruan suara burung atau sebuah post di media sosial Twitter. Kamus yang sama memberi rujukan tweet juga bisa menjadi kata kerja, semisal 'She tweeted a picture yesterday'.
Dalam KBBI, suara tiruan burung disebut dengan kata ‘cicit’ atau ‘mencicit’ sebagai bentuk kata kerja. Dalam hal lema 'cuit', KBBI merujuknya sebagai kata kerja, semisal ‘Ia mencuit tangan saya’.
Di lain hal, kata ‘cuitan’ merujuk ke ‘sesuatu atau seseorang yang dicuit’, contohnya ‘Cuitan gitarnya benar-benar memukau’.
Jadi, secara harfiah, pemadanan tweet dengan 'cuit' kuranglah tepat. Menulis ungkapan di Twitter sebagai kegiatan menyentuh dengan jari atau menggamit bahkan mencubit tentunya berlebihan dan keliru. Toh, mencicit atau berkicau di Twitter lebih bisa diterima. Pasalnya, menulis sesuatu di media sosial burung biru tersebut lebih mirip memberikan secuil informasi singkat, tidak signifikan. Sama halnya dengan cicit burung.