4. Dali Ni Horbo

Dali ni horbo sudah diolah dengan bumbu-bumbu. (Foto: instagram.com/dalinihorbotiar)
Dali ni horbo sudah diolah dengan bumbu-bumbu khas Batak. (Foto: instagram@dalinihorbotiar)

Dali ni horbo tepatnya berasal dari Tapanuli. Dali ni horbo berarti susu kerbau, dali berarti susu dan horbo yaitu kerbau dalam bahasa Batak. Dali ni horbo menjadi makanan suku Batak sejak dahulu.

Susu diambil dari induk kerbau yang tengah menyusui. Biasanya susu diambil hingga lima bulan hingga kualitas susu menurun. Per hari, produksi dari satu induk sekitar 2 liter.

Nah, susu itu kemudian dalam hidangan khas Batak diolah kembali. Susu dimasak dengan beberapa bahan dan disajikan seperti bubur. Susu segar dicampur terlebih dahulu dengan ekstrak nanas, setelah itu dimasak hingga mengental.

Dali yang sudah mengental bisa langsung dikonsumsi. Teskturnya mirip tahu. Beberapa ada juga terlebih dahulu mengolahnya dengan dimasak bersama bumbu-bumbu khas Batak supaya lebih nikmat dikonsumsi.

Dikenal sebagai kejunya Batak, dali ni horbo biasanya disajikan di tempat makan khas Batak atau lapo. Kalau kamu melancong ke Sumatra Utara, olahan susu horbo patut kamu coba. Tak sulit menemukan dali ni horbo. Di pasar-pasar tradisional di daerah Tapanuli, sajian ini akan mudah kamu temui.

5. Gulai Ikan Salai

gulai ikan salai
Aroma asap nikmat menjadi ciri khas gulai ikan salai. (foto: Instagram @vhanjani)

Gulai ikan salai merupakan makanan khas Mandailing. Dalam bahasa Mandailing, ikan salai berarti ikan yang dikeringkan menggunakan asap. Metode mengawetkan bahan makanan dengan cara mengeringkan dan diasinkan setidaknya telah dikenal sejak zaman neolitik.

Pengawetan dengan pengasapan dan pengasinan dilakukan agar hasil tangkapan ikan awet disimpan dalam waktu lama. Di skitar Toba, berbagai jenis ikan air tawar diolah dengan cara disalai. Dari segala jenis ikan salai, jenis yang paling terkenal dan mahal ialah gulaen mera nadi sale (ikan jurung salai). Saking nikmatnya, ikan jurung salai amat digemari para raja dan hanya disuguhkan pada acara adat Mandailing.

Jenis ikan salai yang tak kalah nikmat ialah limbat sale dan bolut sale. Limbat sale adalah ikan lele hasil tangkapan liar dari sungai yang kemudian disalai, sedangkan bolut sale merupakan olahan ikan belut.

Ikan salai yang punya citarasa asap nan nikmat itu oleh orang Mandailing diolah dengan berbagai bumbu, seperti cabai merah giling, bawang merang giling, kunyit giling, jahe giling, batang sereh, lengkuas, potongan bawang batak, dan potongan tomat merah. Ditambah kuah santan, gulai ini makin nikmat. Tidak mengherankan jika sajian satu ini naik kelas jadi hidangan di acara ngunduh mantu anak Presiden Jokowi dan Bobby Nasution.

6. Saksang

Saksang. (Foto: instagram.com/albert_pdouble)
Saksang dan saksang kering disajikan bersama nasi. (Foto: instagram.com/albert_pdouble)

Saksang (sebetulnya ditulis sangsang) merupakan masakan khas Batak yang teramat terkenal sebagai olahan daging anjing, daging babi, atau daging kerbau. Daging anjing biasanya disebut B1, sedangkan daging babi dilabeli B2.

Meski bukan sebagai hidangan komunitas lebih umum, saksang sangat terkenal dengan penggunaan bumbu dan bahan-bahannya. Selain penggunaan santan, saksang juga dimasak dengan campuran darah hewan yang dagingnya dijadikan bahan.

Saksang dalam masyarakat Batak merupakan sajian istimewa. Menu wajib dalam acara-acara adat atau prosesi pernikahan adat Batak. Kini, saksang menjadi masakan umum. Bisa ditemukan di berbagai kedai makan-minum tradisional Batak atau disebut lapo. Lapo bahkan ditemukan di berbagai daerah di Tanah Air, terutama di kota-kota besar.

Selain campuran darah, saksang juga diolah hanya dengan bumbu-bumbu rempah yang kaya. Saksang juga ditambahkan dengan santan sehingga menciptakan rasa gurih. Ada juga penggungaan bumbu khas Batak, yaitu andaliman.

7. Ayam Gota

Ayam gota. (Foto: instagram.com/frincessstak)
Ayam gota yang sudah dimodifikasi. (Foto: instagram@frincessstak)

Gota berarti darah. Ya, memang ada tambahan darah dalam masakan ini sehingga diakui memiliki citarasa berbeda dengan kebanyakan masakan lain.

Penggunaan darah dalam ayam gota membuat masakan ini tak bisa dinikmati semua orang. Bahan darah ayam kemudian bisa diganti dengan bahan lain. Sementara itu, bumbu dan bahan utama daging ayam tetap sama.

Dikutip dari Hidangan Halal Khas Dari Tano Batak, tanpa mengurangi bumbu-bumbu khasnya, ayam gota masih bisa dinikmati tanpa darah. Ayam masak gota menjadi salah satu favorit di acara-acara adat Batak karena rasanya gurih dan harum dari bumbunya. Aslinya, masakan ini menggunakan darah ayam, tetapi ternyata menggunakan hati ayam pun terasa nikmat.(*)