Pada suatau hari ketika sedang menenun, tanpa sengaja Dayang Sumbi menjatuhkan torak (sebutan untuk alat tenun) ke lantai.

Entah kenapa Dayang Sumbi merasa malas sekali untuk mengambilnya, kemudian ia bersumpah siapa saja yang mau mengambilkan torak tersebut maka ia akan menikahinya. Lalu tanpa terduga, ternyata si Tumang lah yang mengambilkan torak tersebut untuk Dayang Sumbi. Karena sudah terlanjur mengucap sumpah akhirnya Dayang Sumbi pun menikah dengan Tumang.

Dayang Sumbi mengetahui bahwa Tumang adalah jelmaan Dewa yang sedang mengalami hukuman di bumi. Dan, setiap bulan purnama Tumang si anjing dapat berubah menjadi pria yang sangat tampan.

Mengetahui hal ini, Raja Sumbing Perbangkara pun murka. Meskipun Tumang adalah jelmaan dewa, namun tetap saja menurut sang raja, anaknya menikah dengan seekor anjing. Raja Sumbing Perbangkara pun Mengusir Dayang Sumbi.

Raja Sumbing Perbangkara tidak lagi mengizinkan anaknya untuk kembali lagi ke Istana. Dayang Sumbi pun akhirnya menetap di hutan bersama Tumang. Hingga akhirnya Dayang Sumbi mengandung dan mempunyai seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang., yang tak lain adalah titisan dewa, dan juga Ayah kandungnya. T

etapi Sangkuriang tidak tahu hal itu, dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.

Pada suatu hari, seperti biasa Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari target buruannya. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung memanahnya, dan tepat mengenai sasaran.

Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang mengusir Tumang dan tidak diizinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.

Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumah dan ibunya.

Setelah kejadian tersebut, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi itu, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usianya yang awet muda selamanya.

Lanjut Baca lagi