3. Hijrah ke Jakarta dan terlibat di dunia seni peran

Awalnya Robby hanya merancang busana untuk teater (Foto: Instagram/@debbysahertian54)

Setelah sukses dengan fesyen di Bandung, Robby pun hijrah ke Jakarta. Keterlibatannya di dunia seni peran berawal saat ia mendapat pekerjaan merancang busana untuk Teater Koma pimpinan N Riantiarno.

Enggak lama setelahnya, ia terlibat dalam Lenong Rumpi pada 1990. Enggak ada yang menyangka bahwa Robby memiliki kemampuan akting yang luar biasa. Mungkin semua itu berbekal dari pengalamannya yang gemar bermain drama sewaktu kecil.

Setelah itu, Robby sering kali membintangi serial yang bertema komedi seperti Keluarga Van Danoe, Flamboyan 108, Cepot dan Copet Kepepet, dan Oke-Oke Bos. Selain sinetron, Robby juga turut membintangi beberapa film semisal Ca Bau Kan (2002), Gie (2005), dan film Belahan Jiwa (2005).

4. Menderita stroke sejak 2010

Tahun 2010 ia menderita stroke (Foto: Instagram/@becktum)

Bertahun-tahun Robby berkarier di dunia hiburan. Sebagai artis peran ia sukses. Sebagai desainer apalagi. Karier Robby mulai terhenti saat ia terkena penyakit stroke di 2010. Sejak itu, ia menjalani banyak rangkaian pengobatan.

Robby juga sempat dirawat. Beberapa kali ia juga harus menjalani fisioterapi. Sayang, di 2019 ini, ia harus menyerah dengan penyakit yang ia derita selama lebih dari 8 tahun itu. Sang legenda tutup usia Senin (14/1) dini hari tadi. Sahabatnya di Lenong Rumpi, Becky Tumewu, yang membenarkan kabar tersebut.

Selamat jalan Robby Tumewu. Sekarang kamu sudah di tempat yang lebih baik. (ikh)

Baca juga: Kabar Duka, Robby Tumewu Tutup Usia Karena Strok