Tak hanya arsitektur yang menjadi daya tarik kampung batik di Kota Solo ini. Kamu bisa mengeksplorasi gang-gang kecilnya. Saat menyusuri gang di Laweyan, kamu akan merasa dibawa ke nostalgia masa lalu. Aura vintage kental banget terasa. Kalau malas jalan kaki, ada abang becak yang selalu siap di depan gang. Mereka akan menawarkan diri mengantarkan berkeliling. Di kanan-kiri, butik dan toko batik berjajar menawarkan berbagai kain batik nan cantik. Harganya beragam, jangan takut bertanya ya.
Selain berkesempatan membeli berbagai batik di Laweyan, jangan lewatkan juga mengulik cara pembuatannya ya. Beberapa toko punya workshop perajin di dalamnya. Kamu bisa dengan bebas bertanya tentang proses membantik sembari melihat mereka bekerja. Siap-siap terkagum dengan ketelatenan dan kekayaan teknik pewarnaan alami yang ditawarkan di sana. Bahkan, jika kamu memang niat banget, ada juga kok kelas membatik yang ditawarkan.
Baca Juga:
Batik Tulis Indonesia Jadi Pusat Perhatian di Closing Fashion Show
Setelah puas berkeliling, cicipi kuliner tradisional Laweyan yang banyak dijajakan di sana. Saat pagi, kamu dengan mudah menemukan mbok-mbok bakul gendong yang menjual nasi liwet. Ada juga serabi bercitarasa manis gurih yang dijual hangat. Jajanan lain yang enggak boleh kamu lewatkan ialah ledre dan apem khas daerah itu.
Bagi kamu pelancong muslim, Masjid Laweyan wajib banget kamu singgahi. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kota Solo. Tempat ibadah ini dibangun pada masa Kerajaan Pajang, yaitu pada 1546. Dulunya, masjid itu merupakan bangunan pura. Namun, karena diplomasi Kiai Ageng Henis, bangunan pura itu kemudian dialihfungsikan menjadi masjid. Diduga kuat, penyebaran Islam di wilayah Solo dan sekitarnya dimulai dari Masjid Laweyan ini.
Masih dalam kompleks masjid, kamu akan menemukan makam Kiai Ageng Henis. Penziarah diperbolehkan masuk. Suasana teduh amat terasa di dalam makam. Pintu gerbang makam yang megah dan kokoh dibangun pada masa PB X. Pembangunan pintu itu dilakukan karena di kompleks itu juga merupakan makan PB II, yaitu Raja Keraton Kasunanan. Ia lah yang memindahkan kerajaaan dari Kartasura ke Surakarta.
Untuk urusan menginap, kamu enggak perlu khawatir. Banyak pilihan hotel dan penginapan di sekitar kampung ini. Namun, jika ini suasana rumah Jawa yang tenang, kamu bisa mencoba menginap di Cakra Homestay. Letaknya tak jauh dari gang kecil Kampung Laweyan. Di dalam homestay itu, ada perangkat gamelan yang masiih berfungsi. Di hari-hari tertentu, kelompok karawitan berlatih di sana. Jadi, sembari menginap, kamu bisa dapat hiburan gratis, plus pesona Laweyan pun jadi makin berasa.(dwi)
Baca Juga: