3. Clarence Seedorf
Lelaki kelahiran Paramaribo, Suriname, 1 April 1976 menjadi pemain termuda sepanjang sejarah Eredivisie yang menjalani debut pada usia 16 tahun 244 hari. Clarence Seedorf dipromosikan oleh Van Gaal di Ajax pada tahun 1992.
Seedorf dapat mengisi segala posisi bermain di lini tengah. Kemampuannya dalam membaca permainan, berada di posisi yang tepat, masih jadi yang terbaik di dunia. Era kejayaan Seedorf terjadi kala memperkuat Ajax, Real Madrid, dan Milan - meski sempat bermain untuk Inter Milan.
Nama Seedorf masih dikenang sebagai salah satu tim impian terbaik Ajax pada medio 90-an. Kini, Seedorf tengah fokus menggeluti dunia kepelatihan dengan melatih timnas Kamerun, setelah sebelumnya membesut Milan, Shenzhen, dan Deportivo La Coruna.
4. Thomas Muller
Van Gaal, dengan keberanian dan kengototan yang dimilikinya, tidak ragu mempromosikan Thomas Muller dari akademi Bayern Munchen di tahun 2008, meski tim utama telah memiliki tiga striker top kala itu: Miroslav Klose, Mario Gomez, dan Ivica Olic.
Keputusan Van Gaal mempromosikannya tidak salah. Muller, dikenal sebagai raumdeuter (penafsir ruang), mampu menjadi pembeda bagi Bayern di laga-laga krusial. Dia salah satu pemain yang dapat menciptakan perbedaan ketika dibutuhkan.
Muller tidak diberkahi kemampuan mendribel bola layaknya Lionel Messi, namun, dia pemain paling cerdas dalam memanfaatkan ruang terbuka di antara pertahanan lawan. Semenjak promosi dari akademi Bayern, Muller kini jadi legenda di Bayern.
Selain pernah menjuarai Piala Dunia 2014 dengan timnas Jerman, Muller juga meraih tujuh titel Bundesliga, empat DFB-Pokal, satu Liga Champions, lima DFL-Supercup, dan tampil lebih dari 300 laga dengan torehan 110 gol untuk Bayern.