Sesui namanya Rega Kulla merupakan ritual penyambutan tamu adat yang terdiri dari serombongan rato dari kampung Tambera. Para kulla datang ke kampung Tana Rara yang berjarak sekitar 6 km dengan menunggang kuda, dan konon katanya disertai anjing- anjing Marapu yang tak kasat mata. Mereka akan tinggal selama tiga hari dan selama waktu itu melakukan perkunjungan ke kampung-kampung sekitar, lalu mengikuti perayaan di gua suci.
"Tujuan inti dari kedatangan mereka memang untuk mengambil simbol berkat di gua tersebut. Di masa silam, rato-rato Tarung turut menjadi kulla di Tambera. Namun akibat perselisihan yang terjadi pada tahun 1970an mereka tidak lagi ikut serta dan mengambil berkat ditempat tersendiri," tulis penelitian tersebut.
Selanjutnya, saatnya ritual rato-rato datang lagi. Ritual ini dilakukan oleh rato-rato selama berdiam di Tana Rara. Pada hari pertama mereka berkunjung ke kampung Geilakoko. Dihari kedua mereka berkunjung ke kampung Ketoka.
Setelah ritual-ritual di atas selesai, masuklah ke ritual inti. Ritual Sangga kulla namanya atau pengambilan berkat di gua suci. Sekitar jam tiga sore, rato-rato Tambera, kulla Bondo Maroto dan seluruh warga kampung berangkat menuju gua suci. Tapi hanya para rato yang diijinkan masuk ke dalam gua, dan hanya dua di antara mereka yaitu Rato Rumata dan Rato Wee Lowo yang boleh mendekati Dinga Leba (guci keramat).
Usai ritual-ritual selesai, acara Wulla Poddu ditutup dengan Kalango Lado atau puncak perayaan wulla poddu yang berlansung dari pagi hingga pagi berikutnya. Perayaan dimulai dini hari dengan pementasan tarian di natara podu. Lalu pada jam tujuh pagi sebagian Rato Tambera berangkat ke kampung-kampung sekitar untuk menghadiri upacara penutupan wulla poddu di kampung-kampung tersebut. (*)
Baca Juga:Seru dan Menegangkannya Pasola di Sumba