Orangtua memang selalu menjadi pendukung utama seorang anak. Inilah yang dialami oleh Angkie. Bagi ibu satu anak ini, orangtuanya enggak pernah menyerah memberikan dukungan.
Ia juga bercerita saat mendapat perlakuan bullying dari orang lain, orangtuanya selalu maju paling depan untuk membela dirinya. Saat Angkie merasa terpuruk, orangtuanya selalu mendorongnya untuk keluar dari zona nyaman. "Kita bisa begini karena orangtua kita. Orangtua kita tidak pernah membatasi Kita berdiam saja di rumah," jelasnya.
Kaum difabel seperti Angkie memiliki alternatif dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Sehingga berkomunikasi dengan siapapun atau sesama penyandang disabilitas bisa menjadi lebih mudah. Tapi Angkie mencoba enggak bergantung dengan bahasa isyarat ketika berbicara dengan orang biasa. Sebab ia ingin menjadi seorang yang memiliki kemampuan setara dengan siapa pun.
Bahasa isyarat tetap ia gunakan untuk berdiskusi dengan orang yang juga enggak memiliki kemampuan mendengar. "Saya bukan enggak menggunakan bahasa isyarat, saya mencoba menjadi lingkungan inklusif," tukasnya.
Untuk Sahabat Merah Putih, jangan pernah menyerah untuk berkarya ya. Jika Angkie bisa, tentu saja diri kamu juga bisa meraih kesuksesan walau dengan keterbatasan. (ikh)
Baca juga: Angkie Yudistia, Meraih Sukses dengan Mensyukuri Keterbatasan