sepatu
Menjaga senakers dari berbagai kotor dan air. (Foto: Unsplash/Jordan)

Setelah punya toko di Jakarta, Tirta memiliki tujuan, suatu saat dirinya harus bisa seperti 9 naga. Karena itu ada sebuah tato naga di tangannya, yang memiliki filosofi bisa sukses seperti 9 naga.

Dalam merintis karirnya, Tirta rajin berkumpul dengan komunitas membuat event-event sneakers. Hingga akhirnya namanya kian dikenal saat Presiden Jokowi membeli sneakers lokal di event yang digelar olehnya.

Dari situ, toko cuci sepatu Tirta semakin berkembang, dan pandangan orang terhadap brand-brand sneakers lokal pun mulai terbuka dan semakin positif.

2019 akun instagram dr. Tirta sudah verified dengan sekitar 200 ribu followers. Kemudian di tahun 2020 saat pandemi, popularitas Tirta mulai meroket, karena edukasinya soal pandemi dengan logat yang 'ngegas'. Hal itu dilakukan Tirta dengan satu alasan kuat.

"Harusnya di 2020 toko gue 100, event gue jalan semua. Tapi gara-gara pandemi COVID ini, hancur semua. Gua cuma pengen bantu urusan COVID. Gua pengen event gua dan event-event yang lain jalan lagi," jelas pria yang juga akrab disapa Cipeng tersebut.

Ketika popularitas dr. Tirta mulai meroket, banyak anggapan orang yang dilontarkan padanya bahwa 'Tirta hanya pansos'.

"Gue cuma mau ngurusin pandemi tapi orang nganggepnya pansos. Terus gue bilang eh gob*** hidup gua bukan dari followers, kalau perlu gua bisa beli harga diri lu' arogan banget saat itu gue," tambahnya

Baca Juga:

Kapan Sepatu Lari Harus Diganti?

dr. Tirta mengaku banyak orang yang menganggapnya 'pansos' di tengah pandemik (Foto: MP/Raden Yusuf Nayamenggala)

Karena karakternya yang 'ngegas' dan kritis, Tirta mengaku pernah hampir di bui lantaran telah mengkritik dua menteri. Tapi disamping popularitas yang ia dapatkan, 4 toko cuci sepatunya terpaksa harus tutup. Bahkan, mirisnya selama masa pandemi Tirta mengaku mengalami kerugian sebanyak Rp1,8 miliar.

"Kalau dibilang rugi, ya gue rugi Rp1,8 miliar itu dari toko aja, 14 event batal itu rugi Rp8 miliar. Tapi masih hidup gua. Rejeki tidak selalu melulu uang, bisa jadi orang, kesehatan, 19x swab gue negatif, gue masih hidup itu rezeki," kata Tirta.

Saat pandemi, Tirta seakan tak kenal lelah untuk tetap kritis dan membantu mengedukasi masyarakat di saat pandemi. Tirta tidak berpikir tidak digaji, tapi dari situ dia mendapat circle baru, mengenal pejabat-pejabat penting, polisi dan 'ring satu'.

Karena circle tersebut, ada yang memberikannya ruko gratis dengan sistem bagi hasil. Dia pun bisa survive dan memberikan THR utuh kepada semua karyawannya. Dari toko tutup 4 hingga bertambah 14. Tirta menyarankan untuk ramah pada semua orang, dengan ramah pada banyak orang, maka kamu akan mendapat link baru.

Baca Juga:

Salah Pakai Sepatu Bisa Sebabkan Kaki Sakit

sepatu
Sneakers jadi apik kalau dirawat dengan baik. (Foto: Unsplash/Emma Van Sant)

"Lu semua kalau mau sukses, ramah sama semua orang. Bisa jadi temen lu yang akan sukses lagi sama-sama di bawah sekarang. Tapi bisa jadi dia dapet rejeki dia akan inget lu. Kesuksesan bukan hanya uang, uang itu nyusul, ketika lu bisa ramah sama orang rezeki akan ngalir," ucap dr Tirta.

Tirta menambahkan, disaat kamu memiliki usaha apapun rileks saja, ketika kamu punya teman, dia bisa mengangkat usahamu.

"Kunci kesuksesan itu belajar, bisa dari kampus Google, teman, Youtube, banyak bermain. Bermain itu nongkrong, karena temen itu yang akan menyelamatkan lu kedepannya, selagi masih bisa nongkrong ya nongkronglah," katanya.

Setelah usaha cuci sepatunya semakin berkembang, Tirta terus konsisten untuk menabung dan mengembangkan usaha. Hingga kini dia mengaku di Jakarta sudah memiliki 17 toko (belum termasuk di luar daerah), 4 rumah, tanah 2 hektare, 14 mobil, 6 motor, 340 pegawai, 6 ruko, tabungan tunai Rp4 miliar, hingga saham di pabrik. (Ryn)

Baca Juga:

Adidas dan Allbirds Buat Sneakers Ramah Lingkungan