Tetap waras menghadapi ketakutan dan kekhawatiran di masa pandemi

Pejuang Autoimun vs Pandemi COVID-19
Para pejuang autoimun mengatasi ketakutannya dengan melakukan kegiatan yang membahagiakan. (Foto: Pexels/Savannah Dematteo)

Ketiga Odamun di atas tahu betul bahwa stres jadi salah satu pemicu yang membuat gejala autoimun bertambah parah. Jadi alih-alih terfokus pada ketakutan dan kekhawatirannya, ketiga perempuan ini memilih untuk melawannya.

Selain menjaga kesehatan fisik dengan mematuhi protokol yang berlaku, mereka juga belajar menerima keadaan dengan mencari kegiatan positif.

Esti misalnya, memutuskan untuk belajar hal baru seperti menulis, mengikuti kelas daring, serta bertukar pikiran bersama teman-teman autoimun lainnya dalam mengatasi pandemi. Esti juga menyebutkan bahwa pada dasarnya ketakutan ini bisa dilawan.

"Ada banyak saran atau cara mengantisipasi menjaga diri lewat informasi di grup-grup autoimun. Sikap kita harus aktif bukan larut dalam ketakutan," katanya.

Begitu pula dengan yang dilakukan Arienta. Caranya untuk mengatasi ketakutan selama pandemi ini ialah dengan melakukan sesuatu yang membuatnya bahagia.

"Eskperimen masak bikin resep baru, mengisi waktu kosong bareng pasangan untuk meningkatkan hormon endorfin, olahraga simpel di rumah, dan mengisi kesibukan dengan nonton film drama Korea," ungkapnya.

Bagi Ajeng penting banget untuk menjauhkan diri dari stresor. Makanya dia memilih untuk melakukan hal yang disukai. Mulai dari memasak sampai kegiatan seni merangkai manik-manik untuk dijadikan aksesoris. Buatnya ini suatu hal menyenangkan yang jadi distraksi dari rasa stres.

Membahagiakan diri dan mencari kegiatan positif ternyata jadi cara mereka untuk melawan penyakit autoimunnya sekaligus ketakutan dan kekhawatiran di masa pandemi ini.

Solusi psikologis

Pejuang Autoimun vs Pandemi COVID-19
Biar tetap waras jangan biarkan ketakutan dan stres menghalangi. (Foto: Pexels/@Just Name)

Rasa takut, khawatir, dan panik memang perasaan yang wajar terjadi di masa pandemi ini. Bukan hanya bagi penyandang autoimun saja, melainkan juga bagi orang-orang sehat sekalipun.

Akan tetapi perlu diingat bahwa ketakutan, kekhawatiran, maupun kepanikan yang berlebihan justru jadi pedang bermata dua yang akan memicu rasa stres negatif. Dampaknya bisa membuatmu jadi tidak waras sendiri.

Lebih lanjut, perasaan stres ini juga akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik lho. Laman Healthline menyebutkan bahwa stres bisa menyebabkan sakit kepala, insomnia, serangan jantung, tekanan darah dan gula darah tinggi, sampai menyerang otot.

Ketika mengalami stres, jantung akan memompa darah lebih cepat dan membuatnya bekerja lebih keras. Terkadang hal ini bahkan bisa sampai membuat seseorang kesulitan bernapas. Jadi malah seperti gejala ketika terpapar virus COVID-19, bukan?

Padahal sebenarnya gejala-gejala tersebut terjadi hanya karena pikiran saja. Oleh karena itu, kamu yang mengidap penyakit bawaan maupun yang sehat wajib banget menghindari rasa stres dan takut berlebih ini.

Ruth C White Ph.D., penulis The Stress Management Workbook dalam laman Psychology Today membagikan beberapa tips untuk mengatasi stres akibat pandemi. Ini bisa jadi cara bagus untuk membuatmu tetap waras di masa-masa ini.

Pertama dengan latihan bernapas. Jangan remehkan kegiatan ini karena pernapasan yang dilakukan berulang kali bisa membuat diri merasa tenang lho.

Kemudian pergilah ke luar rumah. Ternyata mengurung diri dalam rumah karena merasa takut justru bisa membuat dirimu gila. Coba hirup udara segar di depan rumah atau berkeliling di area perumahan tapi pastikan tetap mematuhi aturan yang berlaku ya.

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan diet media. "Mendengarkan berita setiap hari akan memperburuk perasaan cemas, stres, atau sedih," terang White.

Jadi batasi waktu ketika mengakses berita-berita terkait pandemi ya. Lebih baik habiskan waktu untuk hal-hal yang membuatmu bahagia saja. Seperti yang dilakukan oleh teman-teman Odamun tadi. Entah menonton Netflix, belajar hal baru, dan mengerjakan hobi.

Terakhir belajar bersyukur. Odamun saja yang rentan terhadap virus bisa menerima keadaannya dan berusaha mengatasi kecemasannya, apalagi kamu yang sehat.

White menyebutkan bahwa kita memang lebih mudah fokus pada hal-hal negatif saja. Namun dia menyarankan untuk memulai dan mengakhiri hari dengan menyebutkan minimal tiga hal yang kamu syukuri. Studi menyebutkan kebiasaan ini akan mengurangi stres dan meningkatkan perasaan optimis untuk jalani hidup.

Jadi yuk ubah ketakutan berlebih ini supaya diri tetap waras selama pandemi. (sam)

Baca juga:

Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi