Masalahnya, pria dari kelompok intervensi lebih memilih tidur di waktu luang daripada berlibur. Kegiatan mereka itu memang dapat mengistirahatkan tubuh. Namun, kalau berlebihan, tidur malah menjadi tidak baik. "Dalam penelitian kami, pria dengan liburan pendek lebih banyak bekerja dan tidur," kata profesor Timo Strandberg.

Sebaliknya, pria dari kelompok kontrol lebih panjang umur. Alasannya, selama periode waktu yang sama, mereka menjalani liburan selama tiga minggu lebih. Dengan kata lain, mereka lebih bahagia daripada kelompok intervensi.

Terlalu banyak pekerjaan membuat pola hidup kamu menjadi buruk. (Foto: Pixabay/Arcaion)

Kelompok intervensi juga mengalami banyak tekanan dalam hidup karena terlalu banyak bekerja. Pengaruh terhadap psikis mereka membuat mereka mati lebih dini. Intinya terlalu memforsir diri untuk bekerja itu tidak baik. Bisa disebuat sebagai pola hidup yang buruk. "Jangan pernah berpikir memiliki gaya hidup sehat kalau terlalu banyak bekerja. Liburan bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan stres," tambahnya.

Strandberg juga menegaskan bahwa penyakit memang berasal dari pikiran. Jadi jika pikiran kamu selalu memiliki pikiran fresh karena lebih sering berlibur, tidak menutup kemungkinan kamu bakal hidup panjang umur.

Jadi, sahabat Merah Putih, jangan sampai kekurangan waktu untuk melancong ya! (ikh)

Baca juga: Awas Melancong Sendirian Bisa Bikin Stres