Wafatnya majalah Rolling Stone Indonesia pada 2017, membuat Wendi mengalami frustasi dikarenakan kehilangan pekerjaan impian, di kantor yang membuatnya bisa bertemu dengan para pahlawan masa kecilnya, seperti Bruce Dickinson (Iron Maiden) dan Dave Mustaine (Megadeth).

“Tiba-tiba tidak mempunyai pekerjaan dan akhirnya loe mulai putar otak tapi gue gak gamau hidup di luar dari musik,” lanjut Wendi.

Tepat enam bulan sebelum RSI bubar, Wendi mendapat tawaran untuk menjadi manajer band rock Seringai pada pertengahan 2017.

Sempat menolak dan lalu ‘dirayu’ sampai tujuh bulan lamanya, akhirnya Wendi menerima tawaran tersebut dengan tantangan menjadikan Seringai band keras yang bisa produktif dan menghasilkan miliaran, untuk band yang bisa dikatakan sangat segmented.

Proses jatuh bangun serta pengalaman yang dialami Wendi Putranto menjadikan dirinya memiliki mental seorang juara. Salah satunya termasuk jeli dalam melihat peluang.

Hal itu kemudian membuatnya berhasil membangun salah satu venue kreatif di bawah naungan PT Ruang Riang Milenial yang kita kenal dengan M Bloc Space.

Hidup untuk Musik, Ide Berani Beda Wendi Putranto Lahirkan M Bloc Space
M Bloc Space tempat untuk para pelaku kreatif. (Instagram/@fyko_pratama)

“M Bloc ingin menjadi creative hub mandiri yang dapat mengumpulkan para stakeholder lintas bidang kreatif dalam sebuah ekosistem yang inklusif untuk saling mengenal, berkolaborasi, dan berkegiatan. Visi ekonomi kreatif juga dikedepankan agar para seniman, kreator, artis dapat merasakan manfaat ekonomi dari karya mereka sendiri dan tidak bergantung dari donasi pendanaan pihak luar dalam berkarya,” tambahnya.

M Bloc Space terdiri dari enam pendiri yang bergerak di bidang kreatif, mulai dari alm. Glenn Fredly, Handoko Hendroyono, Jacob Gatot Sura, Lance Mengong, Mario Sugianto dan Wendi Putranto. Dalam M Bloc Space, Wendi memegang peranan sebagai Program Director.

M Bloc Space berdiri di atas lahan Peruri seluas 7.000 meter di kawasan Blok M. Lahan ini menampilkan kreasi muda-mudi hingga panggung musik yang tejalin oleh Kerjasama antara Perum Peruri (BUMN) dan PT Ruang Riang Milenial, di sebuah rumah dinas Peruri yang terabaikan selama puluhan tahun.

Ketika pandemi datang, semua bisnis tentu saja terkena dampaknya, tidak terkecuali M Bloc. Oleh karena itu, M Bloc mengakalinya dengan memindahkan program-program acara ke ranah daring (online), mulai dari talkshow, diskusi, workshop hingga konser virtual.

“Belakangan kami mendapat kepercayaan dari Peruri untuk mengelola dua bekas gudang mereka lagi dan akan mengubahnya sebagai grocery store (M Bloc Market) dan Community Hall serta Museum Mini tentang sejarah pencetakan uang di Indonesia,” tambahnya.

Saat ini, Wendi Putranto juga aktif dalam mengisi beberapa webinar bertemakan ekosistem musik hingga digital kreatif. Selain itu, atas ide berani baru tersebut, Wendi dan rekan bisa menyediakan tempat yang dapat menampung para pelaku kreatif untuk ‘memamerkan’ karya di M Bloc Space, tidak hanya untuk musik, pertunjukan seni lainnya pun bisa ditampilkan di tempat ini.

Wendi pun memberikan sedikit pesan tentang apa ‘berani baru’ versi dirinya. “Harus berani keluar dari zona nyaman, zona aman dan berpikir visioner ke depan. Banyak berjejaring dengan berbagai orang dari latar belakang bidang kreatif yang berbeda. Hanya menekuni bidang kreatif sesuai passion, jangan membuang-buang waktu untuk menekuni bidang yang tidak kita suka,” tutupnya. (far)

Baca juga:

Berawal dari Jualan di Garasi, Jason Lamuda Sukses Bangun Berrybenka