Sejak ramai dikenal publik, situs megalitikum Gunung Padang telah memantik banyak kontroversi. Terlepas dari itu semua, destinasi ini wajib banget kamu kunjungi untuk menambah wawasan tentang betpa majunya peradaban Nusantara di masa lalu.
Saat berdiri di tengah luasnya situs ini, kamu seperti diajak ke padang di zaman batu, zaman nenek moyang kita. Di Teras 1, kamu akan melihat pemandangan luar biasa. Teras 1 berada di sebuah puncak bukit, di sekitarnya, bebatuan terhampar unik di tanah berundak. Deretan gunung dan pepohonan asri berjejer di kanan dan kiri, sangat memanjakan mata.
Jangan berhenti di sana. Teruslah menjelajah hingga Teras 5 di puncak. Dalam perjalanan, kamu akan bisa mempelajari bahwa situs Gunung Padang dibangun dengan teknologi yang maju pada zamannya. Temuan semen purba yang digunakan sebagai perekat dan isian batu pada situs ini jadi buktinya.
Semen purba di situs Gunung Padang merupakan campuran dari tanah liat, besi, dan silika. Dari hasil temuan diketahui bahwa semen yang digunakan untuk merekatkan batu-batuan di situs mengandung kadar besi hingga 45%. Padahal, temuan-temuan semen purba sebelumnya biasanya hanya mengandung semen dengan kadar berkisar 3%-4%.
Tak hanya maju dalam teknologi pembangunan, situs Gunung Padang juga sarat budaya animisme. Para ahli meyakini situs ini dibangun tepat berhadapan dengan Gunung Gede yang menjulang di depannya. Animisme yang dianut nenek moyang kita mempercayai bahwa roh leluhur bersemayan di tempat-tempat tinggi. Oleh karena itulah, mereka membangun punden berundak di puncak gunung untuk menghormati nenek moyang.