Lahan kopi itu dimiliki oleh 31 kepala keluarga (KK) atau 112 jiwa yang berasal dari Bangli, Bali pada 1997. Mereka merantau ke Pulau Lombok tidak lain untuk mencari lahan perkebunan yang baru.
Semula kopi robusta yang menjadi andalan mereka, namun belakangan kopi arabika menjadi salah satu komoditas unggulan dan menaikkan nama Sajang sebagai produsen kopi arabika.
"Tahun ini, kami akan mencoba penjemuran kopi arabika melalui green house agar aromanya terasa," katanya.
Lahan kopi di Kampung Selagolong itu seluas 87 hektare namun yang produktifnya sekitar 70 persennya saja.
Untuk kopi robusta setiap panen dalam setahun mencapai 100 ton sedangkan kopi arabika dalam bentuk cherry antara 30 sampai 40 ton.
Perlu dukungan dari pemerintah untuk memperkenalkan kopi arabika Sajang ke tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, pemerintah juga diharapkan membantu alat penjemuran untuk kopi arabika made in Sajang itu. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Fakta-Fakta Unik Pempek Kapal Selam, Si Legendaris dari Palembang