Berangkat dari situlah perempuan bernama lengkap Erskiditha Putri Hanura ini akhirnya memutuskan membuat sebuah medium kesadaran autoimun bernama Out of Sight. Tujuannya untuk memperlihatkan yang tak terlihat agar semakin banyak orang mengetahui autoimun dengan benar.
Selain untuk meningkatkan awareness orang awam tentang autoimun, Ditha juga berharap medium ini bisa wadah tepat untuk menguatkan para penyintas.
"Lebih ke encourage sebenarnya karena kita sadar kita enggak bisa jalanin sendiri. Bahwa ini bukan akhir dari segalanya dan kamu bisa kok berbuat sesuatu dengan kondisi ini," terang Ditha.
Dibentuk sejak 21 Juli 2018. @outofsight.id beroperasi di platform Instagram karena ditujukan untuk jadi wadah bagi generasi milenial.
"Pada saat kita awal ngejalanin Out of Sight itu yang kita lihat adalah banyak support group tapi tuh banyakan anggotanya ibu-ibu. Jadi kan kayak kita-kita yang milenials enggak ada mediumnya," ujarnya.
Tidak sendiri, Ditha membangun Out of Sight dengan enam orang lain. "Kita bertujuh dari tiga bidang. Dari komunikasi berdua, terus dari psikologi berdua, dari fakultas kedokteran juga berdua. Terakhir anak fakultas ekonomi tapi dia megang desainnya," terangnya.
Kontennya berfokus memberikan informasi mengenai jenis penyakit autoimun dan fakta menarik seputar kondisi ini. Out of Sight juga membuka donasi karya dari para penyintas untuk mengekspresikan kisahnya melalui karya. Entah musik, gambar, puisi, tulisan, atau bahkan cerita sederhana sekalipun.
Selain itu, mereka juga bekerjasama dengan medium lain seperti @psoriasis.id untuk mengadakan bincang-bincang melalui Instagram Live. Tak hanya itu, beberapa figur publik yang juga menderita autoimun atau yang orang terdekatnya menderita penyakit ini juga diajak bekerjasama.
Seperti misalnya musisi Cantika Abigail dan Mikha Tambayong. Meski hanya sekadar untuk berbagi pesan, namun kolaborasi semacam ini bermanfaat untuk memperkenalkan autoimun.
Selama lebih dari dua tahun ini Ditha sudah melihat dampak luar biasa dari medium buatannya. "Aku udah ngeliat teman-teman aku yang tadinya enggak mau speak up jadi speak up," katanya.
Sementara untuk yang bukan penyintas, beberapa diantaranya sudah merekomendasikan Out of Sight buat teman-temannya yang autoimun.
"Mereka berterimakasih karena jadi punya temen segala macem. Yang bukan penyintasnya pun juga ngerasain kebahagiaan dari berbagi, sesimpel merekomendasikan doang," tambahnya.
Salah satu akun bernama @elfridasarie mengirim pesan dan mengatakan bahwa dia senang bisa menemukan Out of Sight. Lainnya ada pula yang memuji.
"Kaka tuh hebat bisa bikin campaign kayak gini karena buat penyintas tuh sulit banget punya wadah buat 'sharing' karena cerita di IG yang ada dibilang ini itu alhasil jadi menutup diri. Kalau ada IG kayak Out of Sight kan dia merasa enggak sendiri," tulis pesan dari akun @claudianrndt.
Mendengar berbagai testimoni ini membuat Ditha merasa sangat bahagia. "Ini luar biasa ini adalah keajaiban karena kalau ditanya aku punya modal apa, aku enggak punya apa apa tapi ya sudah terjadi aja gitu," tukasnya.
Kedepannya, Out of Sight sudah mempersiapkan berbagai konten dan acara menarik. Salah satunya ialah ekshibisi seni bertajuk ARTOIMMUNE, sebuah pameran untuk memperkenalkan autoimun lewat seni.
Nantinya instalasi itu akan dibagi jadi empat zona, yaitu Psoriartsis, Arthritis, Arearta, dan Katartsis. Kemudian dibuat menyerupai perjalanan seorang penyintas autoimun mulai dari terdiagnosa, penyangkalan, kemarahan, sampai penerimaan dan menjadi inspirasi.
"Kita ingin mengekspresikan autoimun dengan art. Bagaimana kita menyampaikan autoimun ke orang-orang menggunakan sesuatu yang menarik. Bukan yang autoimun adalah...," terang Ditha.
Sayangnya acara yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020 ini jadi terhambat karena pandemi. Meskipun begitu, Ditha tidak bersedih karena percaya akan ada waktu yang tepat nantinya.
Sementara untuk Out of Sight sendiri, Ditha punya beberapa harapan. "Aku pengen lebih konsisten aja. Lebih rapih lagi 'timeline posting'nya, acara-acaranya, dan semoga lebih berdampak aja sih," jelasnya.
Selain itu pastinya Dita juga berharap orang-orang akan semakin mengetahui berbagai informasi seputar autoimun. Sehingga tak ada stigma-stiga negatif lagi yang diberikan untuk para penyintas saat berjuang melawan penyakit tak kasat mata ini. (sam)
Baca juga:
Pameran Daring LAWAN, Berani Baru Perupa Kota Tua Merespon Pandemi