Jangan tertipu dengan tampilannya yang terlihat keras. Serabi asal Desa Batang ini termasuk legendaris. Konon, serabi ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram dulu. Bahan-bahannya pun masih sederhana, yakni terigu, air/santan, dan gula aren.
Bentuk serabi Kalibelik lebih besar daripada serabi lain. Namun, teksturnya cenderung lengket dengan rasa legit yang kuat. Selain itu, serabi ini cukup tebal dan berserat.
Makan satu saja kamu sudah kenyang lo.
Pulau Sumatra juga punya lo sajian serabi, meskipun enggak setenar rendang. Di Ranah Minang, serabi dikenal dengan nama pinukuik yang berarti panekuk atau pancake.
Bahan-bahan pembuat pinukuik ialah terigu, vanili, santan, parutan kelapa, dan tapai. Tapai berguna sebagai bahan pengembang alami. Tak mengherankan jika serabi ini tahan hingga berhari-hari dengan tekstur adonan yang makin kental.
Bentuk pinukuik sama seperti serabi Bandung, yakni bulat pipih dengan warna agak gosong di kedua sisinya. Selain itu, permukaan serabi Minang memiliki pori-pori yang besar.
Siapa sangka kan sajian serabi yang kini jadi kudapan trendi ternyata punya beragam bentuk di berbagai daerah Indonesia. Kamu sudah coba semua?(*)