3. Tambang emas incaran Illegal Logging

Rumah tradisional Jepang menggunakan kayu eboni Makassar sebagai bahan dasarnya. Foto: agencyfish.com

Kayu eboni Makassar memiliki nama biologis Diospyros Celebica. Nama Eboni Makassar mengacu pada titik pelabuhan utama di pulau Sulawesi, meskipun habitatnya hampir bisa ditemui tersebar di seluruh pulau berjulukan Celebes itu. Harganya yang tinggi membuat eboni menjadi produk ekspor unggulan dengan negara tujuan tersebar di seluruh dunia, terutama Jepang dan negara eropa.

Sayangnya, pembalakan liar eboni Makassar kini jadi ladang emas bagi industri illegal logging yang masih marak di beberapa daerah di Indonesia. Untuk menjaga populasinya, pemerintah sendiri giat terus membudidayakan pohon kayu eboni yang dieksploitasi untuk komersil.

Program replanting untuk memperbanyak populasi pohon kayu eboni sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu di Sulawesi. Sejak tahun 2015, tercatat sudah tertanam sebanyak 50.000 pokok bibit pohon eboni di Donggala dan 7.000 hektar di Palu.

4. Kian langka terancam punah

Gelondongan kayu Eboni Makassar. Foto: NET

Harganya selangit dan sangat disukai kolektor, tak heran jika kayu eboni Sulawesi semakin tergerus produksinya hingga masuk menjadi kategori jenis pohon langka di Sulawesi, meskipun sudah dilakukan program penanaman kembali.

World Concervation Union telah memasukan pohon kayu eboni Makassar dalam daftar species yang terancam punah yaitu the 2000 IUCN Red List of Threatened Species. Terdaftar di dalam kategori vulnerable (VU Ai cd), artinya eboni Makassar berada di batas berisiko tinggi untuk punah di alam dan rentan eksploitasi.

Sebagai anggota anggota CITES (Convention on International Trade in endangered Species of Wild Fauna and Flora), Indonesia memang memiliki kewenangan mengendalikan lalu lintas perdagangan kayu eboni. Hanya sayang, eboni Makassar belum terdaftar dalam Appendiks CITES, sehingga perdagangannya ke luar negeri tidak dibatasi dan tidak termasuk daftar tanaman yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. (*)