Tak beberapa lama kemudian setelah ia menikah, Malin dan istrinya pun melakukan perjalanan dengan kapal pesiar. Saat itu, ibu Malin melihat kapal yang indah itu dari dermaga. Sang ibu melihat ada dua orang di kapal tersebut dan ia yakin jika itu adalah Malin dan istrinya.
Dengan hati yang sangat bahagia sanga ibu terus menatap ke arah kapal tersebut. Ketika turun dari kapal, sang ibu menyambut Malin dengan rasa bahagia dan bangga. Ia melihat bekas luka di lengan Malin sehingga ia yakin betul bahwa itu adalah anaknya, Malin yang sudah beberapa lama pergi merantau meninggalkannya.
Sang ibu lalu memeluk Malin. Namun, Malin malah melepaskan pelukan itu dan mendorong ibunya sampai jatuh tersungkur. Tak hanya sampai di situ, setelah mendorong ibunya, Malin juga memaki sang ibu dan mengucapkan kata-kata yang kasar serta melukai hati ibunya.
Melihat kejadian itu, istrinya pun bertanya apakah benar itu ibunya. Namun, Malin tidak mengakuinya. Ia mengatakan bahwa orang itu hanyalah pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibunya demi mendapatkan hartanya. Mendengar hal tersebut, ibu Malin murka. Ia merasa diperlakukan semena-mena oleh putra kandungnya sendiri. Ia terkejut bahwa anaknya kini menjadi durhaka. Dengan amarah, ibu Malin berdoa kepada Tuhan untuk mengutuk pria di hadapnnya itu menjadi batu jika benar ia adalah anaknya, Malin Kundang.
Selang beberapa menit, terdengar suara gemuruh angin kencang dan badai yang menghancurkan kapal Malin. Perlahan-lahan tubuh Malin menjadi kaku dan membentuk batu yang sedang bersujud.
Namun, melihat putranya yang telah berubah menjadi batu. Ibunya pun sangat menyesal dengan ucapannya tersebut. Tetapi Malin Kundang sudah tidak bisa lagi kembali menjadi manusia seperti sedia kala.
Nah seperti itulah kisah anak durhaka Malin Kundang yang tidak mengakui Ibu kandungnya sendiri yang telah melahirkannya dan membesarkannya hingga ia bisa menjadi seseorang yang kaya raya.
Dari kisah Malin Kundang ini, beberapa pesan moral bisa kita ambil seperti. Hormatilah dan sayangilah orangtuamu terutama ibumu. Cintai dan sayangi mereka, seburuk apapun mereka.
Selagi kita masih bisa melihat dan menyentuh tubuhnya, jangan sampai ketika telah tiada, kita baru menyadari betapa pentingnya mereka bagi hidup kita. Dan, utamakan lah ibumu lebih dari apapun sebab surga ada di bawah telapak kaki ibu. Dan Anda tidak akan bisa menjadi seseorang yang sukses tanpa dukungan serta doa dari orangtua, terutama doa seorang Ibu. Karena restu Allah SWT terletak pada restunya seorang Ibu.