Kelebihan dari bubur ini adalah tidak menggunakan zat kimia untuk penyedap rasanya. Ada bumbu rahasia yang terbuat dari bahan organik sehingga rasanya tetap gurih dan cocok di lidah siapa pun, serta kebersihannya pun terjamin. Turis asing pun bahkan sangat menyukai kuliner dari tanah Sunda ini.
Penyajiannya pun cepat meskipun banyak pembeli, bahkan pramusaji yang hilir mudik memenuhi pesanan pengunjung tetap ramah dan selalu senyum dalam melayani setiap pengunjung.
Omzet bersih Bubur Ummi setiap bulannya mencapai Rp 40 juta. Setiap harinya kedai bubur ayam ini menghabiskan kurang lebih 200 porsi dan tidak sedikit pengunjung yang tidak kebagian jika pesanan melonjak.
"Kami pun memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut bekerja di kedai ini dan sekarang ada tiga karyawan yang selalu siap melayani pengunjung," tambahnya.
Di kedai ini meskipun menu andalannya adalah bubur ayam, tetapi pemilik menyajikan kuliner lainnya seperti lontong sayur dan nasi uduk khas yang rasanya tidak kalah dengan masakan restoran. (*)