Dunia juga sangat menghargai rekam jejak diplomasi Indonesia, terutama diplomasi perdamaian dan diplomasi kemanusiaan Indonesia yang sangat menonjol. Indonesia terus menjadi jembatan dari berbagai perbedaan. Indonesia telah menjadi tuan rumah pertemuan Trilateral Ulama Indonesia-Afghanistan-Pakistan sebagai sumbangsih Indonesia untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan. Indonesia juga menjadi tuan rumah dari Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia yang membahas Wasathiyyah Islam sebagai poros utama Islam dunia dan, untuk pertama kalinya, kita juga menyelenggarakan Indonesia-Afrika Forum. Saat ini, Indonesia telah mengekspor alutsista ke Afrika dan BUMN kita telah mulai melakukan kerja sama pembangunan infrastruktur di Afrika.
Pada bulan Juni 2018, sebuah capaian penting dalam pembangunan reputasi bangsa Indonesia di mata dunia juga ditorehkan. Komisi Eropa telah mencabut larangan terbang bagi semua maskapai penerbangan di Indonesia. Di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu, Indonesia turut memberikan pemikiran mengenai pentingnya peningkatan kerja sama Indo-Pasifik. Konsep Indonesia mengutamakan sentralitas ASEAN, mengutamakan kerja sama dan dialog, serta penghormatan terhadap hukum internasional.
Diplomasi Indonesia juga terus bekerja untuk Palestina. Palestina menjadi prioritas utama selama Indonesia menjadi anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. Indonesia terus berada di garis depan bersama dengan perjuangan bangsa Palestina untuk mencapai kemerdekaan dan hak-haknya.
Tidak kalah penting, diplomasi Indonesia juga terus bergerak untuk melindungi Warga Negara Indonesia di luar negeri, termasuk melalui mekanisme Safe Travel dan Smart Embassy.
Kita juga harus ingat bahwa dua hari lagi Indonesia akan mendapat kesempatan emas untuk kembali memukau dunia dengan keunggulan dan prestasi Indonesia melalui Asian Games 2018, ajang olahraga terbesar di Asia. Setelah penantian 56 tahun, tahun ini adalah kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games yang akan dilanjutkan dengan penyelenggaraan Asian Para Games. Di dua ajang tersebut, putra putri Indonesia akan berjuang untuk mengibarkan sang Merah Putih, bertanding untuk mengumandangkan lagu Indonesia Raya, berlaga untuk keharuman bangsa Indonesia.
Kita akan menjamu kontingen dari 45 negara, melibatkan lebih 11.000 atlet dan 5.500 official, terbesar sepanjang sejarah Asian Games. Sementara Asian Para Games akan menghadirkan lebih dari 5.000 anggota kontingen. Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia bekerja bersama untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games agar sukses sebagai tuan rumah dan sukses dalam prestasi.
Sebagai bangsa yang besar, sebagai salah satum mutiara terindah di Asia dan dunia, Indonesia harus menggunakan Asian Games dan Asian Para Games untuk menunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah tuan rumah yang baik, bangsa yang berprestasi, bangsa juara, dan menjunjung tinggi fair play. Kita tunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi yang terdepan dalam mengangkat posisi Asia di dunia.