AGAR TAK TERJEBAK PAY LATER
Pada prinsipnya, adanya layanan Pay Later membantu kamu untuk mengatur arus kas, namun tentunya kamu harus bijak dan mengukur kemampuan sebelum fitur ini supaya enggak terjebak hutang Pay Later. Nah, berikut tips dari rand Head of Marketing Kredivo Indina Andamari agar kamu tak lolos dari jebakan Pay Later:
- Gunakan utang untuk kebutuhan produktif
Sebelum mengajukan pinjaman, tanyakan terlebih dahulu pada dirimu, apakah utang tersebut akan membantumu menghasilkan uang di masa depan? Jika ya, maka utang tersebut masuk ke dalam utang produktif.
Misalnya kamu seorang desainer grafis yang mau kredit laptop dengan spesifikasi lebih canggih untuk menunjang pekerjaanmu, maka sah-sah saja berutang selama jumlah cicilannya masih masuk ke dalam budgetmu.
Bersikaplah bijaksana sebelum mengajukan kredit, jangan sampai kamu terlilit utang yang tidak menghasilkan apapun.
- Pinjam sesuai kemampuan
Setelah itu, pertimbangkan juga kemampuanmu dalam membayar. Mengingat masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi, pastikan jumlah cicilan yang harus kamu bayar per bulannya tidak melebihi 30 persen total pendapatanmu saat ini.
Dengan begitu, rasio utangmu masih dalam batas aman, kamu pun tak akan sengsara dalam memenuhi sehari-hari, dan terlindungi dari risiko kredit macet yang disebabkan oleh ketidaksanggupan dalam membayar.
- Jangan menunda kewajiban untuk mencicil
Mungkin kamu pernah merasa malas untuk membayar cicilan karena dana yang dimiliki dipakai untuk memenuhi kebutuhan lain.
Hati-hati, jika terus berlanjut, kemalasan tersebut bisa berubah jadi petaka. Sebab, setiap lembaga finansial akan mengenakan denda dan tambahan bunga untuk debitur yang tidak melakukan pembayaran tepat waktu. Nilai cicilan yang harus dibayar di bulan berikutnya akan terus melonjak sehingga akhirnya mengalami kredit macet.
Jadi intinya: pergi sekarang, jangan bayar nanti-nanti!
(avia/ikh/gon)