Tapi kembali lagi, apakah kamu cukup yakin untuk kembali nonton di bioskop?

Mungkin kamu adalah orang-orang seperti Etha yang yakin bahwa pergi ke bioskop bukanlah sebuah masalah. Eits, coba pikir-pikir dulu deh. Meski sinema sudah melakukan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dengan selang-seling kursi, menyediakan cairan pencuci tangan, membersihkan kursi dengan disinfektan di sepenjuru area studio, dan mewajibkan penggunaan masker, kamu yakin sudah aman?

Pasalnya mengutip laman Healthline, bioskop jadi salah satu tempat yang berisiko tinggi dalam penyebaran COVID-19. Dr Vinisha Amin, dokter pengobatan rumah sakit di University of Maryland Upper Chesapeake Health, menyebutkan bahwa kita tidak boleh melupakan bahwa virus ini menyebar lewat droplets.

Itu artinya ketika sesorang membuka masker untuk makan dan minum maupun tertawa, hal tersebut akan meningkatkan potensi paparan virus. Mungkin kamu berjanji akan mematuhi peraturan dan enggak akan sekalipun melepaskan masker, namun apakah kamu bisa menjamin itu yang juga akan dilakukan penonton lain?

2 Jam Nonton di Bisokop Berujung 14 Hari Karantina, Apakah Sepadan?
Kita tidak tahu apakah orang-orang dan studio sudah steril dari virus. (Foto: ANTARA Hafidz Mubarak A)

Belum lagi bioskop merupakan sebuah tempat terutup. Artinya sirkulasi udara tidak terlalu baik. Semakin berbahaya deh karena virus yang berada di studio akan berputar-putar saja di dalamnya, sehingga risiko penyebaran kian meningkat.

Lebih lanjut, kamu kan tidak pernah tahu siapa saja yang akan datang ke bioskop. Apakah kamu yakin 100 persen orang tersebut bukan OTG? Bagaimana dengan daerah tempat tinggalnya? Atau bagaimana jika dalam perjalanan menuju bioskop orang tersebut sempat melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi virus? Ini yang jadi masalah.

Kamu tidak akan pernah tahu. Memilih untuk menyewa satu teater seperti Etha? Tentu tidak masalah jika kamu anak sultan. Namun apakah kamu yakin kursi, ruangan studio, dan udaranya benar-benar steril?

Apalagi berdasarkan informasi terbaru, Indonesia baru saja menyalip Filipina menempati peringkat pertama kasus terbanyak COVID-19 di Asia Tenggara. Begitu pula dengan angka kematian tertinggi.

Untuk persoalan yang satu ini, menjadi urutan pertama bukanlah sesuatu yang membanggakan. Jumlah kasus belum kunjung mereda, bahkan mungkin semakin bertambah banyak. Bagaimana jika pembukaan bioskop ini akan menimbulkan klaster baru? Siapa yang akan disalahkan dan siapa yang akan bertanggung jawab?

Setiap tindakan yang kita lakukian pasti ada konsekuensinya. Sebelum pergi hanya karena ego pribadi atau kegilaan dan pelampiasan sesaat, coba pikir kembali. Apakah sepadan bersenang-senang menonton dua jam namun harus karantina mandiri selama dua minggu setelahnya? Pilihannya ada di tanganmu. (sam)

Baca juga:

Bioskop Film Terapung Jawaban Protokol Kesehatan