Simak Pemenang Lomba Gerakan Ayo Memilih, Saatnya Generasi Muda Menolak Golput!

Senin, 10 Desember 2018 - Yudi Anugrah Nugroho

MENJELANG tahun 2019, masyarakat Indonesia sedang giat menyosong pesta demokrasi. Meski begitu, masih banyak pekerjaan rumah menanti ajang lima tahunan tersebut. Salah satunya, kurangnya minat pemilih muda untuk berpartisipasi, bahkan memutuskan netral atau menjadi golongan putih (golput).

Alasannya cukup beragam, mulai dari enggan pergi ke lokasi Tempat Pemilihan Umum (TPU), malas mengantre di TPU, dan beragam alsan lainnya. “Padahal perjuangan kita untuk bisa merasakan pemilihan Presiden Indonesia secara langsung cukup berliku,” ujar Chief Executive Officer Jeune and Raccord, Monica Anggi JR kepada merahputih.com, Rabu (21/11).

Monica berharap generasi muda, melihat latar belakang perjuangan tersebut, bersemangat untuk berpartisipasi. Ia pun menggagas Gerakan Ayo Memilih. Gerakan tersebut menggunakan pendekatan kekinian untuk menyasar kaum millennials dengan media musik. “Kenapa kami memilih lagu karena hanya media itu yang bisa tepat sasaran ke semua golongan,” tutur Monic.

Dengan menggandeng sejumlah musisi ternama Indonesia, seperti Franco Wellyjat Medjaya Kusuma (Enda Ungu), Edwin Marshal Sjarif (Edwin Cokelat), dan Ronny Febry Nugroho (Ronny Cokelat), pihaknya mengajak kaum muda dan masyarakat luas beramai-ramai berpartisipasi dalam membuat lagu bertemakan Pemilihan Umum. Ketiganya dipercaya menjadi juri untuk memilih lagu yang akan dijadikan theme song untuk pesta demokrasi tersebut.

Para peserta hanya perlu menambahkan aransemen dari lagu ciptaan Denny JA berjudul Satu Suara Membuat Beda. “Kebetulan Denny sudah membuat lirik yang sangat bagus dan bisa menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi. Peserta hanya perlu menyisipkan aransemen,” ucap Ronny Cokelat. Meskipun masyarakat bebas berkreasi, Ronny meminta agar peserta tetap memperhatikan orisinalitas karyanya.

“Karya-karya yang dikirimkan harus orisinil. Artinya tidak boleh meniru karya yang sudah ada,” jelasnya. Salah satu cara untuk mengidentifikasi keaslian dari lagu, dengan memperhatikan notasi dan bar dari lagu. Dari delapan notasi, tidak boleh ada karya memiliki delapan notasi sama dengan lagu lainnya atau lagu tersohor. Jika sama persis dapat dikatakan karya tersebut plagiat.

Lagu tersebut ditargetkan untuk semua kalangan terutama kalangan millennials. Untuk itu, Enda meminta para peserta untuk membuat lagu yang melekat di benak masyarakat. “Lagu yang mereka aransemen harus catchy dan bisa nyantol di otak pendengar,” ujar Enda. Musik-musik kekinian banyak diminati masyarakat, menurutnya, musik dengan ketukan menghentak dan adanya repetisi.

Menurut Edwin Cokelat, meracik melodi dan lirik untuk menjadi sebuah anthem bukan hal mudah. "Dibutuhkan formula yang tepat sehingga pesan dalam lirik bisa tersampaikan,” jelas Edwin. Para peserta juga harus memberi nuansa semangat dan nasionalisme sehingga pendengar tergerak untuk ikut aktif dalam pemilu.

Setelah melalui proses seleksi dan penilaian tiga juri, Ristianti Ridwan keluar sebagai pemenang. Setelah mengalahkan ratusan orang, Ristianti berhak membawa pulang uang senilai Rp100 juta. Monic menjelaskan lagu aransemen Ristianti akan dinyanyikan Rian D’masiv, Tata Janeeta, dan Virzha.(*) Avia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan