Peneliti Ciptakan Robot yang Berkeringat dan Bernapas
Jumat, 09 Juni 2023 -
PENELITI dari Arizona State University (ASU) mengembangkan sebuah robot yang dapat semakin mendekati ciri-ciri fisik seorang manusia. Bukan hanya dari bentuknya, melainkan juga kemampuan tubuh manusia, seperti berkeringat, bernapas, dan menggigil.
Menurut Konrad Rykaczewski, peneliti utama proyek penelitian ASU, robot bernama ANDI itu dapat meniru fungsi termal tubuh manusia dengan memiliki 35 area permukaan yang dapat dikontrol secara individual menggunakan sensor suhu, sensor fluks panas, dan pori-pori yang menghasilkan keringat.
Proyek itu didanai NSF Major Research Instrumentation Grant yang ditujukan khusus untuk ASU oleh perusahaan Thermetrics. Penggunaan ANDI tersebar di seluruh dunia dengan jumlah 10 manikin, seperti dilaporkan Unilad, Rabu (7/6).
Sebagian besar dimiliki dan digunakan perusahaan pakaian olahraga untuk pengujian produk, tetapi ASU memiliki satu dari dua manikin yang digunakan untuk penelitian.
Baca juga:
Tesla Siap Bikin Robot Mirip Manusia

ANDI adalah manikin termal pertama yang dapat digunakan di luar ruangan karena dilengkapi dengan saluran pendingin internal yang unik. Tim peneliti ASU bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak tekanan panas pada tubuh manusia dan mengapa cuaca panas bisa sangat mematikan.
Jenni Vanos, seorang profesor asosiasi di Sekolah Keberlanjutan, menyatakan bahwa kita tidak dapat mengorbankan manusia dalam situasi panas ekstrem untuk menguji konsekuensinya.
Namun, terdapat situasi di mana orang-orang terkena dampak panas yang ekstrim dan kita masih belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi. ANDI dapat membantu dalam penelitian ini.
Pada musim panas ini, peneliti akan menggabungkan ANDI dengan robot panas biometeorologi ASU yang disebut MaRTy untuk bekerja sama dan memahami mekanisme keringat manusia dengan lebih baik.
Baca juga:
Lakon Hidup Jack John, Robot Gagap Enam Juta Dollar Berharta Sepeser

Ariane Middel, seorang asisten profesor di Sekolah Seni, Media, dan Teknik, menambahkan bahwa MaRTy dapat memberikan informasi tentang bagaimana lingkungan yang dibangun mempengaruhi jumlah panas yang diterima oleh tubuh manusia.
Namun, MaRTy tidak memiliki pemahaman tentang apa yang terjadi di dalam tubuh. Oleh karena itu, ANDI dapat memberikan wawasan tentang reaksi tubuh terhadap lingkungan.
Ankit Joshi, seorang ilmuwan riset ASU yang memimpin pekerjaan pemodelan dan mengoperasikan ANDI, menjelaskan bahwa mereka dapat memasukkan berbagai model indeks massa tubuh (BMI), karakteristik usia, dan kondisi medis ke dalam ANDI.
Misalnya, pasien diabetes memiliki regulasi termal yang berbeda dengan orang yang sehat. Dengan demikian, mereka dapat menyesuaikan model untuk memperhitungkan modifikasi ini. (waf)
Baca juga:
Turki Buka Pabrik Pertama Pembuat Robot Manusia