Pebble, Media Sosial Mirip X akan Ditutup

Jumat, 27 Oktober 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

NAMA Pebble mungkin masih asing di Indonesia. Tidak seperti di AS, media sosial mirip Twitter (sekarang X) ini sangat populer. Pebble yang sebelumnya bernama T2 Social tersebut nyatanya memang buatan mantan karyawan X.

Meski populer di kalangan pengguna media sosial AS, Pebble kini harus tutup usia. CEO Pebble Gabor Cselle mengatakan penutupan ini terpaksa dilakukan karena sampai saat ini media sosial tersebut sulit bersaing dengan platform lainnya.

"Kami tidak berkembang cukup cepat, sehingga para investor percaya bahwa kami akan keluar," ucap Cselle, mengenai alasan penutupan Pebble, seperti dikutip dari Techcrunch.

Perusahaan ini tidak berkembang dengan cepat. (Foto: Pebble)

Menurut Cselle, persaiangan di dunia bisnis media sosial begitu ketat. Tak hanya Pebble, ia mengatakan saat ini ada banyak platform media sosial bertebaran di dunia maya. Para pengguna pun cukup selektif dalam memilih media sosial yang ingin mereka mainkan, Pebble tidak menjadi primadona.

"Saya rasa lanskap persaingan berkembang lebih cepat dari yang kami duga. Saya tidak menyangka bahwa banyak orang-organisasi yang sudah mapan dan pendatang baru akan mencoba melakukan hal yang sama seperti yang kami lakukan dan dengan cara yang sangat mirip," jelas Cselle.

Saat ini, ada banyak media sosial yang menjadi pilihan pengguna sebagai alternatif X. Ada platform berbasis open source Mastodon, sistem terdesentralisasi yang akan segera diluncurkan oleh Bluesky, Spill, Spoutible, dan Post, serta aplikasi baru dari Meta, yakni Instagram Threads.

Cselle mengumumkan langsung penutupan Pebble. (Foto: Pebble)

Selain itu, tentu saja X tetap menjadi favorit para pengguna media sosial. Platform media sosial yang bisa menuliskan thread pendek seperti X memiliki daya tarik tersendiri. Meski banyak kebijakan kontroversial Elon Musk terhadap X, fungsi platform ini tetap tidak tergantikan oleh platform media sosial lainnya.

"Saya rasa Threads dan yang lainnya juga mengalami hal ini. Daya tahan efek jaringan Twitter (X) lebih kuat dari yang diantisipasi," tambah salah satu pendiri dan CTO Pebble Michael Greer, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala teknik Discord.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Pebble pada awalnya memiliki retensi yang baik. Pada empat minggu pertama kehadirannya, tingkat retensi mencapai 30 persen. Daftar undangannya juga berhasil, karena 60 persen orang yang menerima undangan Pebble berubah menjadi pengguna.

Menurut dari postingan Gabor Cselle di Pabble, platform ini akan tutup pada 1 November 2023. (aqb)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan