Meski Doyan Merokok, Menteri Susi Miliki Segudang Prestasi
Rabu, 11 Februari 2015 -
MerahPutih Nasional- Meski doyan merokok, memiliki tatoo dan hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ternyata mempunyai segudang prestasi.
Usai dilantik sebagai menteri di kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla, Menteri Susi melakukan sejumlah gebrakan diantaranya dengan mengeluarkan moratorium izin kapal berukuran 30 gross ton (GT), kemudian membebaskan nelayan dari berbagai pungutan, mulai dari izin prinsip kemudian pajak impor mesin, hingga pungutan masuk pasar.
Menteri Susi juga menerapkan kebijakan keras dan tegas dengan menenggelamkan kapal asing pencuri ikan diperairan Indonesia. Sejumlah kapal asing yang terbukti melakukan pencurian dan sudah mendapat vonis pengadilan inkrah langsung dieksekusi dan langsung ditenggelamkan.
Sejumlah penghargaan juga berhasil disabet oleh perempuan kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 silam. Mulai dari penghargaan Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Young Entrepreneur of The Year 2005 dari lembaga keuangan Ernst & Young, Penghargaan Primaniarta sebagai UKM ekspor terbaik tahun 2005 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo.
Baca Juga: KKP: Biaya untuk Menenggelamkan Kapal Asing ‘No Limit’
Selain itu berdasarkan hasil survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) pada kamis (5/2) silam Menteri Susi dinobatkan sebagai menteri dengan sentimen positif tertinggi dalam pemberitaan sebesar 49,39%.
"Menteri Susi bukan hanya menjadi satu satunya menteri yang paling banyak diberitakan media tapi juga menempati rangking tertinggi dalam sentimen positif pemberitaan media," kata Chief Executif Officer LKP Usman Rachman.
Survei LKP dilakukan dengan menggunakan metode media monitoring terhadap 10 surat kabar nasional terkemuka dan 10 media online yang paling banyak diakses publik. Riset sendiri dilakukan 1 November 2014 hingga 31 Januari 2015. Adapun jumlah responden sebanyak 600 orang dan tersebar di 10 kota besar di Indonesia. (bhd)