Gowes ke Kantor ala Komunitas Bike to Work
Selasa, 07 Juli 2020 -
BERSEPEDA lagi hit banget. Banyak orang yang tertarik dengan moda transportasi kayuh ini. Fenomena gowes ke mana terjadi hampir di seluruh dunia. Bahkan, isi seksi sepeda di toko besar di Amerika Serikat, seperti Walmart dan Target, telah disapu bersih berdasarkan laporan Economictimes.Indiatimes. Tak hanya itu, toko-toko independen melakukan bisnis cepat dan menjual sepeda 'keluarga' dengan harga terjangkau.
Bagaimana dengan Indonesia?
BACA JUGA:
Komunitas gowes ke kantor

Jauh sebelum pandemi menyerang, Indonesia sudah memiliki komunitas bersepeda ke kantor. Komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia lahir dari keprihatinan akan kemacetan, pemborosan energi dan peningkatan polusi di Tanah Air. Sebagai sebuah gerakan moral, B2W akan menaruh perhatian pada penciptaan kualitas hidup yang lebih baik.
Tak hanya jadi wadah kumpul-kumpul sesama penggowes ke kantor, Komunitas B2W juga punya misi meningkatkan jumlah pengguna sepeda untuk beraktivitas sehari-hari. Saat pertama kali dideklarasikan pada Agustus 2005, ada sekitar 750 pesepeda dari berbagai komunitas yang ikut ambil bagian.
Namun, pada sebuah kampanye pada 27 Agustus 2006, sekitar 1.300 pesepeda dari seluruh wilayah di Jakarta ikut bergabung. Kampanye tersebut terbilang sukses karena menarik perhatian seluruh media cetak dan elektronik nasional.
Makin ramai di masa new normal

Setelah eksis selama beberapa tahun, Komunitas B2W mendapat tempat sendiri. Di masa new normal ini, mengayuh sepeda ke kantor bahkan jadi pilihan banyak orang. "Di beberapa kota di Tanah Air ada kenaikan dari sebelum pandemi. ini laporan teman-teman B2W di berbagai kota," ujar Ketua Umum Bike 2 Work Indonesia Poetoet Soedarjanto kepada Merahputih.com.
Poetoet mengatakan Komunitas B2W memang terus-menerus melakukan kampanye bersepeda. Ada atau tidak ada pandemi. Adanya peningkatan minat bersepeda di masa new normal ini menjadi kabar baik komunitas yang diasuhnya. Komunitas B2W Indonesia sudah lama berkampanye untuk meningkatkan jumlah pengguna sepeda untuk beraktivitas.
Menurut Poetoet meningkatnya jumlah pesepeda belakangan disebabkan berbagai faktor. Gencarnya pemberitaan media bahwa aktivitas bersepeda menjadi pilihan bertransportasi dan olahraga. Beberapa negara lain bahkan memberi insentif bagi pesepeda. Jadi tak sedikit yang memilih bersepeda ke kantor untuk menghindari pembatasan atau berdesak-desakan di angkutan umum.
Selain itu, bersepeda dinilai mampu meningkatkan dan menjaga imunitas tubuh. "Naik sepeda juga paling aman untuk mobilitas bila dibandingkan dengan naik angkutan umum," kata Poetoet.
Selain itu, adanya pembatasan juga jadi penyebab sepeda kini diminati. Menurut Poetoet, banyak orang memilih bersepeda di lingkungan sebagai cara berolahraga alih-alih berjalan atau berlari. Terlebih berolahraga di gym, sepak bola, atau beranang sedang tak mungkin dilakukan.
Bagusnya lagi, bersepeda di masa pembatasan bisa jadi sarana rekreasi. Jadi manfaatnya ganda. Sehat jasmani dan rohani.
Bersepeda senang dan aman

Meningkatnya minat bersepeda tentunya juga harus dibarengi dengan prasarana yang memadai. Itulah mengapa Komunitas B2W mendorong pemerintah merevisi UULAJ Nomor 22 Tahun 2009. "Harus ada muatan sepeda sebagai alat mobilitas yang aman dan nyaman, serta mulai diimplementasikan secara baik," jelas Poetoet.
Di Kota Jakarta, jalur sepeda sudah disiapkan di beberapa ruas jalan. Hal itu mendorong peningkatan jumlah pesepeda Ibu Kota. Terutama sekarang dengan meningkatnya minat bersepeda, penting bagi pemerintah untuk memiliki regulasi yang tepat agar masyarakat dapat bersepeda dengan aman. Hingga saat ini, komunitas B2W Indonesia masih aktif berkampanye lewat media sosial, wawancara, atau turun ke jalanan langsung. "Ya, tentu pesepeda dulu tidak setinggi sekarang. Di DKI sudah ada peningkatan sejak sebelum pandemi. Salah satunya karena adanya penambahan jalur sepeda," ungkapnya.
Tak dimungkiri, layaknya pengguna alat transportasi lainnya, penting bagi pengguna sepeda untuk bersepeda dengan aman, terutama pengguna baru sepeda.
Poetoet menyoroti fenomena begal sepeda yang mulai marak. Ia amat menyesalkan dan sangat prihatin dengan adanya kriminalitas terhadap pengguna sepeda. Baginya, fenomena itu menjadi bukti bahwa kriminalitas di ibu Kota tidak mengenal waktu dan target korban.
Agar kamu aman saat bersepeda, ia menyarankan jangan menunjukkan atau menampakkan barang berharga secara langsung. "Jika memungkinkan, pilih rute yang aman dan tempat istirahat yang sekiranya aman dari kriminalitas," saran Poetoet.
Poetoet berharap di masa depan warga Indonesia lebih banyak memilih angkutan massal, sepeda, dan jalan kaki. "Ini demi menciptakan lingkungan sehat yang layak ditinggali. Sesuai dengan visi misi B2W Indonesia," tutupnya.(lev)