Lika-liku Fajar Nugros Bikin Film Biopik: Menantang dan Menginspirasi

Kamis, 19 April 2018 - Dwi Astarini

SALAH satu hiburan yang paling diminati masyarakat ialah film. Hiburan yang satu ini memang simpel. Berbagai genre dapat dinikmati. Apalagi jika aktor yang memerankan ialah sang idola. Pasti Anda akan amat bersemangat menonton film tersebut.

Selain genre yang beragam, jenis film pun bervariasi. Salah satunya ialah film biopik atau biografi. Jenis film yang satu ini diangkat dari kisah nyata dan setiap karakter dalam film memiliki nama asli dengan karakter asli di dunia nyata juga.

Film biopik terbaru yang diproduksi Demi Istri Production dan Susanti Dewi berjudul Terbang Menembus Langit tayang perdana, Kamis (19/4).

Film itu menceritakan kisah perjuangan seorang pria meraih kesuksesan. Film yang juga disutradarai Fajar Nugros itu diangkat dari kisah nyata motivator ternama Onggy Hianata.

Menurut sang sutradara, menggarap film biopik gampang-gampang susah. Pasalnya, bagaimanapun juga kisah yang diceritakan jangan sampai keluar jalur. Artinya, setiap adegan harus mengikuti kisah sama yang dialami tokoh nyata. Meskipun demikian, cerita masih bisa dikembangkan dengan sedikit improvisasi.

"Saya membuatnya ngalir saja seperti drama biasa, karena pasti manusia sama. Apa patah hatinya, apa pergerakannya, dan sebagainya sama. Cuma kemudian, begitu selesai plotnya baru masukin kebiasaan-kebiasaan orangnya kayak apa sih," ujar Fajar kepada Merahputih.com.

fajar nugros
Fajar Nugros sebut menggarap biopik gampang-gampang susah. (foto: MP/Ikhsan)

Selain itu, film biopik akan semakin mudah penggarapannya jika tokoh yang diceritakan masih hidup. Jadi masalah adegan dan jalan cerita bisa ditanyakan langsung kepada tokoh yang terkait. Begitu pula dengan film Terbang Menembus Langit. Sang motivator, Onggy, masih hidup. Hal itu tentu memudahkan Fajar untuk merangkum jalan cerita.

Namun, Fajar tidak mengatakan sepenuhnya tokoh yang masih hidup selamanya akan memudahkan penggarapan. Pasalnya, bisa juga tokoh itu tidak setuju dengan adegan yang telah dibuat. Seperti misalnya saat menangis maupun tengah marah, ada seorang tokoh tidak ingin terlihat jelek di depan layar.

Akan tetapi, kata Fajar, Onggy Hianata sendiri ialah orang yang fleksibel. Fajar pun tidak terlalu memutar otak saat mengisahkan cerita Onggy Hianata. Terlebih Fajar sendiri juga menjadi penulis skenario untuk film tersebut.

"Pak Onggy membebaskan ya, mau marah, atau apa aja terserah, karena normalnya kan manusia seperti itu," paparnya.

Berbeda jika tokoh yang diceritakan sudah tiada. Keputusan untuk menentukan jalan cerita akan lebih sulit. Pasalnya, tidak ada yang bisa ditanyakan secara langsung mengenai segelintir kisah yang pernah dialami tokoh itu. Dalam hal ini, Fajar mengambil contoh film Soekarno. Selain itu, adanya keluarga terkait bisa-bisa penentuan jalan cerita tidak akan mengrucut.

Menurut Fajar, setiap anggota keluarga memiliki persepsi masing-masing mengenai kehidupan tokoh yang akan difilmkan. Apalagi para fans juga bisa menjadi faktor penentu bagus atau tidaknya film yang digarap. Mereka bisa memberikan respons negatif berdasarkan penilaian mereka sendiri atas idola mereka itu.

"Kalau Soekarno misalnya (keluarga) yang merasa menjawab dan memberikan izin justru lebih banyak karena orangnya enggak ada," imbuh pria kelahiran Yogyakarta 29 Juli 1979 itu.

Terlepas dari hal itu, aktor Dion Wiyoko yang memerankan tokoh Onggy Winata mengatakan hal yang hampir senada dengan Fajar. Menurut pria keturunan Tionghoa itu, memerankan karakter tokoh nyata menjadi tantangan tersulit, sebab mungkin saja penonton telah mengetahui tokoh tersebut. Bisa jadi mereka telah melakukan riset kecil sebelum menonton filmnya.

"Kalau enggak bisa memerankan dengan baik, ya pasti penonton pun akan langsung menilai film ini kurang baik. Jadi itu beban tanggung jawab," kata Dion.

dion wiyoko
Dion Wiyoko lakukan riset perankan Onggy Winata. (foto: MP/Ikhsan Digdo)

Karenanya seorang aktor yang memerankan tokoh nyata, menurut Dion, harus tahu betul kisah sebenarnya yang pernah dialami tokoh tersebut. Dion sendiri mengaku ia tidak pernah mengetahui seperti apa sosok Onggy Hianata. Untuk mengatasinya, ia melakukan riset kecil untuk mengulik kehidupan Onngy Hianata melalui internet dan secara langsung menemuinya.

"Makanya pertama kali Mas Nugros ngasih tahu ini, gua coba Googling, tapi enggak banyak informasi," tuturnya.

Di samping itu, Dion juga yakin film biopik seperti Terbang: Menembus Langit juga bisa menginspirasi penonton. Hal itu disebabkan banyaknya kisah perjuangan Onggy sebagai pria yang tidak mudah menyerah walaupun berada dalam fase paling bawah. Oleh karena itu, siapa pun yang menonton film tersebut setidaknya akan memetik pelajaran penting.

Tantangan yang dialami Onggy memang sedikit di luar nalar. Mungkin saja siapa pun tidak akan sanggup jika merasakan liku-liku kehidupan yang pernah ia alami. Karena itu, Dion yakin film itu bisa menjadi pendongkrak semangat perjuangan seseorang.

"Gue bisa yakin kalau memang film ini bisa banyak penontonnya. Dan penonton juga bisa terinspirasi," pungkas Dion Wiyoko. (Ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan