Alasan Bandar Suka Layani Artis, Tapi Ogah Adu Banteng
Sabtu, 27 Januari 2018 -
KASUS peredaran dan penggunaan narkotika serta obat-obat terlarang semakin meningkat. Bahkan, modus yang dimainkan para pengedar pun semakin beragam. Merahputih.com berhasil mewawancara salah satu bandar narkoba di Jakarta. Rudi (nama samaran) mengaku bahwa sejak tahun 2012 dia sudah menjajal peruntungan dengan menjual barang haram tersebut di lingkungannya.
Rudi pun mengaku, kini banyak pasiennya (pembeli narkoba) adalah kalangan artis atau para pekerja hiburan.
Dia lantas memaparkan mengapa dirinya kerap mengincar artis dalam bisnis yang dilajankannya. Bak pedagang biasanya, Rudi mengincar uang milik para pekerja hiburan tersebut. "Model sama artis duitnya banyak. Sekali bokul (beli) juga gede. Minimal 1 G (gram). Kalau orang biasa yang bokul paling cuma pahe sama sprempi (seperempat gram)," tutur Rudi.
Karenanya, Rudi tetap menjaga loyalitas para pelanggannya dari kalangan artis dan pekerja dunia hiburan.
Meski begitu, dia memperlakukan artis secara berbeda dibanding masyarakat biasa saat bertransaksi narkoba. "Gua gak mau 'adu banteng' kalau sama artis," ujarnya.
Nah, yang dimaksud dengan istilah adu banteng adalah perteman langsung antara bandar dan pembeli. Menurutnya, kalangan artis adalah incaran polisi. Kata dia, banyak artis yang sebenarnya sudah digambar (diincar) polisi. Jadi, sangat riskan jika harus bertemu langsung dengan artis dalam jual beli narkoba. "Ngeri (kalau adu banteng sama artis). Gua pake kuda (kurir) kalau yang beli artis," ujarnya.
Berbeda jika pembelinya adalah masyarakat biasa. Dia bisa adu banteng dengan pembeli yang dianggapnya aman.
Dalam perbincangan itu, Rudi mengaku sempat menjalani hukuman pidana narkoba pada 2014 silam. Tapi justru sejak saat itu Rudi "naik kelas". "Gua 'sekolah' di Cipinang dua tahun," kata dia.
Betapa tidak, saat di dalam penjara, jaringan Rudi semakin melebar. Di Lapas Cipinang dia berkenalan dengan bandar besar lainnya. Dari bandar tersebut, Rudi dipercaya menjual narkoba dengan jumlah lebih besar. "Sebelum masuk bui, cuma main 5 atau 10 gram. Pas kenal bos di dalam, main 10 ons ke atas sampai sekarang," katanya.
Pengakuan Mantan Artis Pengguna Narkoba
NARKOBA memang menjadi momok yang menakutkan di setiap negara, tanpa terkecuali di Indonesia. Tercatat di tahun 2017, BNN berhasil merehabilitasi 1,523 penyalahguna narkoba di Balai Rehabilitasi atau di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Banyak motif yang menyebabkan orang menggunakan barang terlarang tersebut mulai dari diajak teman hingga hanya coba-coba. Bahkan, tak sedikit pula kangan artis tanah air yang harus berurusan dengan polisi gara-gara barang haram tersebut. Seperti yang diakui oleh Gary Iskak, aktor Indonesia yang pernah menggunakan narkoba.
Terdorong rasa penasaran yang begitu kuat, pria kelahiran Jakarta, 10 Juli 1973 pun akhirnya menggunakan narkoba jenis sabu. Hingga akhirnya ia ditangkap oleh kepolisian, Jumat, 21 September 2007 karena membawa 0,3 gram sabu di bawah flyover Lebak Bulus.
"Ya penasaran aja, pengen tau aja awalnya. Saya sendiri aja (yang menggunakan narkoba) lama-lama jadi ketagihan," ucap Gary kepada MerahPutih.com melalui sambungan telepon.
Namun, meski berada di lingkungan artis, dirinya menjelaskan kalau jaringan narkoba yang dulu dia kenal bukanlah jaringan yang ada dikalangan selebritis. "Kalau dikalangan artis saya enggak tau. karena saat saya pakai narkoba enggak ada hubungannya sama mereka (artis lain)," lanjutnya.
Gary pun bersyukur sudah terlepas dari jeratan narkoba. Bahkan ia tak ingin mengingat-ingat kenangan masalalunya yang kelam itu. "Udah lupa istilah (para pengguna narkoba) apa aja. Udah lama banget, apalagi kalau sekarang-sekarang udah enggak ngerti deh bahasanya kayak gimana," ujar Gary.
Di akhir wawancara, pria yang memiliki tato di lengan kiri dan kanannya itu memberi pesan kepada para pemuda yang hendak menggunakan narkoba. "Jangan digunakan karena enggak baik untuk masa depan, untuk keseluruhan, untuk pekerjaan. Kalau sekali ketagihan ya susah nanti ujung-ujungnya berantakan. kalau bisa hindari," katanya.
"Kalaupun penasaran mending enggak usah. Kan sekarang udah bisa dicari lewat google tentang jenis narkoba itu seperti apa, bisa nanya-nanya. Daripada penasaran terus iseng pakai," lanjut Gary. (*)