Akibat PPKM Darurat, Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Pilih Turunkan Harga

Senin, 05 Juli 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Penjualan hewan kurban pada perayaan Idul Adha 1442 Hijriah diprediksi kembali menurun lagi. Padahal, Lebaran Haji tahun ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19.

Salah satu peternak sekaligus penjual hewan kurban di wilayah Benowo, Surabaya, Harianto sudah memprediksi selama pandemi akan ada penurunan penjualan hewan kurban.

Baca Juga

Sapi Simental Seberat 1,3 Ton Asal Agam Calon Hewan Kurban Jokowi

Menurutnya, hal ini berdasarkan pengalaman tahun lalu. Bahkan, tahun ini diprediksi akan merosot tajam lantaran bersamaan dengan diterapkan PPKM Darurat.

"Tahun lalu penjualan kami turun. Nah, tahun ini pasti turunnya lebih banyak lagi. Soalnya, bareng sama yang namanya pembatasan darurat," kata Harianto, Senin (5/7).

Penjualan hewan kurban di wilayah Benowo, Surabaya. Foto: MP/Budi Lentara
Penjualan hewan kurban di wilayah Benowo, Surabaya. Foto: MP/Budi Lentera

Perbedaan mencolok terlihat pada sore hingga malam hari. Selama diberlakukan PPKM darurat dua hari ini, jumlah pengunjung yang melihat hewan kurbannya, masih bisa dihitung dengan jari.

"Orang kalau mau beli, biasanya sore lihat-lihat dulu. Kalau cocok, ya langsung beli. Kalau nggak cocok, ganti di tempat sebelah. Dua hari ini nggak ada yang beli. Yang lihat aja nggak sampai 10 orang," kata Harianto.

Harianto menduga, minat masyarakat untuk membeli yang berkurang, selain kondisi ekonomi karena pandemi, juga ditunjang pembatasan jam. Selama PPKM darurat, ia tidak pernah mengatur jadwal berjualan. Artinya, sehari ia berjualan selama 24 jam seperti hari-hari biasa.

Persoalannya, masih kata Harianto, selama PPKM darurat, warung-warung sudah ditutup semua, sehingga hanya sedikit masyarakat yang keluar di jam malam. Imbasnya, sedikit pula orang yang mampir di tempat penjualan hewan kurban.

"Ibarat petani, waktunya panen tiba-tiba kena banjir. Akhirnya gagal panen. Sama seperti kita. Ternak hewan, dirawat dari kecil, pas waktunya besar, ternyata nggak bisa dijual," sambungnya.

Akibatnya, ia pun mencoba mengurangi keuntungan penjualan dengan menurunkan harga hewan qurban.

"Ya, misalkan sapi seharga Rp 20 juta, kita turunkan harga sekitar 1 sampai 2 juta rupiah selisihnya," tutupnya.

Penjualan hewan kurban di wilayah Benowo, Surabaya. Foto: MP/Budi Lentera
Penjualan hewan kurban di wilayah Benowo, Surabaya. Foto: MP/Budi Lentara

Senada dengan apa yang dikatakan Imron. Salah satu penjual hewan kurban di wilayah perkotaan Surabaya. Untuk mengurangi kerugian akibat sewa lahan, ia terpaksa menurunkan harga hewan kurban yang ia jual.

"Kalau di kota ini kan sewa lahan kosong. Kemudian biaya transportasi untuk mendatangkan hewan dari desa. Jadi, harganya kita turunkan. Ya mudah-mudahan saja mejelang Idul Adha nanti bisa laris jualan kita," tutup Imron. (Budi Lentera/Surabaya)

Baca Juga

Setiap Tahun Katedral Kirim Hewan Kurban ke Istiqlal

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan