Trik Dasar Agar Pasangan Tak Minta Cerai di Masa Pandemi

Thomas KukuhThomas Kukuh - Kamis, 03 September 2020
Trik Dasar Agar Pasangan Tak Minta Cerai di Masa Pandemi

Ilustrasi. (Pixabay/https://pixabay.com/iqbalnuril)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Video antrean warga di pelataran Pengadilan Agama (PA) Soreang, Kabupaten Bandung Senin (24/8) begitu mengejutkan banyak pihak. Tak lama diunggah di media sosial, video itu langsung viral. Antrean mengular lantaran orang-orang sedang menunggu giliran sidang perceraian. Ada juga yang sedang mendaftarkan gugatan dan mengambil produk pengadilan.

"Kami melaksanakan persidangan kurang lebih sekitar 246 perkara yang terdiri dari gugatan maupun permohonan," ucap Humas PA Soreang Suharja kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Fenoma tersebut seolah menunjukkan bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 ini angka perceraian meningkat drastis. Dari catatan semua satuan kerja Pengadilan Agama se-Jawa Barat, gugatan perceraian melonjak dari angka 2.734 pada Mei 2020 ke angka 12.617 pada Juni. Di Juli, angka gugatan perceraian mencapai 11.797.

Baca Juga:

Tips Tetap Normal dan Waras di Masa Kenormalan Baru

Puluhan ribu kasus perceraian di Jawa Barat itu didasari oleh berbagai macam faktor. Namun yang dominan adalah faktor perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan faktor ekonomi. Menariknya rentang umur pemohon atau penggugat cerai paling banyak terjadi pada pasangan muda. Yakni berusia 31 - 40 tahun. Di daerah lain pun, angka perceraian juga menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi.

Kasus Perceraian
Tetap normal di masa pandemi (Foto: Pixabay/congerdesign)

Direktorat Jenderal Badan Pengadilan Mahkamah Agung Republik Indonesia (Dirjen Badilag MARI) Aco Nur menduga banyak perceraian yang didasari faktor ekonomi, juga berhubungan karena pandemi Covid-19 ini. "Akibat Covid-19 banyak orang di-PHK, sehingga ekonomi nggak berjalan lebih baik. Itu membuat ibu-ibu nggak mendapat jaminan dari suaminya," ujar Aco di Jakarta, Jumat (28/8).

Nah lantas bagaimana cara agar para keluarga muda yang lain terhindar dari perceraian di masa pandemi ini? Psikolog Johannes Dicky Susilo M.Psi membeberkan beberapa jurus agar bahtera rumah tanggamu bisa melewati badai pandemi ini.

Menurut Dicky, dalam kondisi normal saja, ada banyak tantangan yang harus dihadapi para pasangan. Misalnya masalah komunikasi, pembagian tanggung jawab, kurangnya empati, egoisme, pemahaman yang salah tentang anak, kesetiaan dan lainnya. “Nah, begitu pandemi ini datang, permasalahan keluarga jadi makin berat,” ujarnya dalam webinar bertema Keluarga dalam Era New Normal belum lama ini.

Baca Juga:

Jangan Nyerah, Mudah Kok Jadi Podcaster yang Asyik

“Kalau sebelum pandemi, suami yang setres akan ‘melarikan diri’ ke kantor, ke tempat gym. Sedangkan istri ke mall, ke tempat perawatan tubuh dan klinik kecantikan. Tapi ketika ada pandemi semua tempat itu tutup,” imbuh dosen Unika Widya Mandala Surabaya itu.

Saat semua pergerakan dibatasi, mau tidak mau mereka menghabiskan banyak waktu di rumah. Menghibur diri dengan main game, nonton drakor, Netflix dan lainnya. “Tapi kegiatan-kegiatan itu tidak lantas bisa menghilangkan masalah. Yang ada malah menambah masalah. Bahkan berujung pada kekerasan rumah tangga,” ujar Dicky.

1. Bersyukur saja

Cerai saat pandemi
Ilustrasi. (Pixabay.com)

Menurut Dicky, di masa pandemi ini para pasangan harus setidaknya harus bersyukur dan bisa memanfaatkannya. “Anggap saja dengan pandemi ini kita diberi waktu lagi untuk fokus kepada keluarga. Waktu bersama pasangan dan anak-anak menjadi lebih banyak walau pun memiliki kegiatan masing-masing,” kata suami Irene Ongniputri itu.

2 Renungkan kembali dasar atau tujuan berkeluarga

Cerai
Ilustrasi. (Pixabay.com)

Masa pandemi, lanjut Dicky, juga bisa dimanfaatkan pasangan untuk kembali menerungkan dasar tujuan mereka membentuk keluarga. Dengan kembali mengingat kembali dasar tujuan berkeluarga, itu bisa bisa memperkuat fondasi rumah tangga mereka. “Fondasi utama dalam keluarga adalah pasangan suami-istri. Bila fondasi ini goyah makan keutuhan keluarga akan menjadi terancam,” kata dia.

3. Mau bersama menanggung beban

Cerai masa pandemi
Ilustrasi. (Pixabay.com)

Tak dimungkiri bahwa faktor ekonomi menjadi salah satu pemicu utama perceraian di masa pandemi. Banyak karyawan yang dirumahkan atau di-PHK membuat kondisi keuangan di rumah limbung. Dapur susah ngebul. Nah disinilah dibutuhkan sikap-sikap saling memahami antar pasangan.

Baca Juga:

STEPTEMBER

Bahkan menurut Dicky saling pengertian antar pasangan untuk bersama-sama menanggung beban juga sangat diperlukan. Misalnya bersama membangun bisnis kecil-kecilan dari rumah. Selain itu, saling memafkan dan komunikasi yang efektif juga diperlukan. “Yang terakhir, kurangi pencarian informasi negatif tentang Covid-19,” tutup Dicky. (*)

#Kesehatan #September Steptember
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan