Tradisi-Tradisi Minta Berkah di Indonesia


Tiap tradisi bersangkutan pula dengan aktivitas keseharian masyarakat. (Foto: Pexels/Tom Fisk)
INDONESIA negeri kaya tradisi. Tiap hal punya tradisi. Dan tiap tradisi bersangkutan pula dengan aktivitas keseharian masyarakat. Bahkan bila itu sebatas ungkapan syukur.
Tiap masyarakat punya ungkapan syukur dalam bentuk berbeda yang terwujud dalam ritual tertentu. Meski begitu, maknanya hampir serupa: agar keberkahan dari hasil pangan dan lahan yang didapatkan dapat bertambah. Artinya, ritual tersebut bertujuan meminta banjir berkah.
Inilah beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat lokal atas berkah yang didapatkannya sekaligus pula sebagai pengharapan banjir berkah.
Baca juga:
1. Tradisi Maccera Manurung

Dilansir dari warisanbudaya.kemendikbud, Maccera Manurung dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Enrekang, Kaluppini, Sulawesi Selatan. Tradisi ini hanya dilakukan 8 tahun sekali.
Tradisi ini digelar sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Waktunya empat hari berturut-turut yang dimulai hari Jum'at dan terbagi dalam beberapa tahapan.
Maccera Manurung dipimpin oleh tetua adat setempat. Salah satu tahapan unik adalah berayun di ayunan raksasa bernama Maddoa.
Ritual ini boleh diikuti oleh warga setempat dan warga dari luar wilayah Kaluppini. Ada sejumlah larangan selama ritual berlangsung. Antara lain dilarang memakai busana berwarna kuning, merokok, memakai emas, memakan ubi jalar, menyalakan lampu, dan membawa senjata tajam.
2. Tradisi Gunungan

Tradisi Gunungan berkaitan dengan upacara Grebeg. Melansir dari Indonesiakaya, Gunungan adalah sebuah tradisi berbagi makanan hasil bumi yang disusun secara bertingkat menyerupai gunung.
Tradisi ini tersua di sejumlah wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Biasanya dilakukan tiga kali dalam setahun yang terdiri dari Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar. Tradisi ini berkembang jadi tontonan yang memikat wisatawan asing dan domestik.
Tradisi Gunungan jadi simbol kemakmuran Keraton Yogyakarta yang akan dibagikan kepada masyarakat. Orang Keraton percaya dengan berbagi, berkah akan bertambah.
Sebaliknya, rakyat jelata meyakini semua bagian yang terdapat di Gunungan mampu memberikan berkah kepada kehidupannya. Tak mengherankan masyarakat berebut bagian dari gunungan tersebut.
Baca juga:
Hujan Deras Bikin Banjir, Jadi Berkah Bagi Bengkel Kendaraan
3. Tradisi Laliq Ugal

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Dayak Bahau di Kalimantan Timur. Tradisi berbentuk ritual untuk meminta berkah dari dewi kesuburan agar tanaman yang ditanam dapat tumbuh subur. Dari tanaman yang subuh, masyarakat akan akan hidup sejahtera, bersih, dan alam juga jadi suci pada awal waktu menanam.
Tradisi ini terbagi beberapa tahap. Tahap pertama adalah membuka lahan. Kedua, melakukan upacara kecil dengan meletakkan delapan telur ayam kampung di atas bambu. Dilanjutkan dengan mengorbankan seekor anak ayam dan memotong anjing atau babi untuk dilihat hatinya.
Jika hatinya bersih, masyarakat meyakini hasil panennya akan berhasil. Kalau sebaliknya, hasil panen pun akan surut. Selanjutnya tradisi dilanjutkan dengan Tari Hudoq, tarian yang meyakini adanya roh leluhur. Tradisi Laliq Ugal ini akan kembali berlanjut ketika padi menguning dan saat musim panen. (nbl)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Musim Piala Dunia Jadi Berkah untuk Pakar Bola di Tongkrongan

4 Makanan Tionghoa Pembawa Berkah

Berkah Tak Jadi Nonton Konser

Berkah Jalan Bareng Orangtua

Macet di Sini, Berkah di Sana

Cara Menyiasati Banjir Cashback

Ada Berkah Terselubung Bila Kamu Tak Masuk Circle Pertemanan

Berkah Menjadi Seorang Introver

5 Berkah Menggunakan Mobil Listrik

Berkah Punya Teman Gitaris di Tongkrongan
