Serial Netflix

Sutradara: 'All of Us Are Dead' adalah Cerminan Masyarakat

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 11 Februari 2022
Sutradara: 'All of Us Are Dead' adalah Cerminan Masyarakat

All of Us Are Dead sedang tayang di Netflix. (Foto: Yonhap)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KAMU sudah sampai episode berapa nonton serial All of Us Are Dead? Sutradara All of Us Are Dead, Lee Jae-kyoo mengatakan serial yang ia buat bukan sekadar bercerita tentang zombie, tapi juga menggambarkan kondisi manusia yang hidup dari semua lapisan masyarakat.

"Ada pepatah yang mengatakan bahwa anak adalah cerminan orang tuanya. Bisa diperluas ke pepatah lain bahwa sekolah adalah cermin masyarakat. Saya ingin menunjukkan citra paralel ini melalui siswa," kata Jae-kyoo mengutip laman Yonhap, Senin (8/2).

Serial ini diangkat dari webtoon populer berjudul sama. Ceritanya berlatar di sekolah menengah yang berubah menjadi kacau karena terjadi penyebaran virus zombie misterius. Sekelompok siswa melakukan pembunuhan habis-habisan terhadap zombie, yang sebelumnya adalah teman dan guru mereka. Tidak ada satu pun aparat keamanan atau orang dewasa yang datang menyelamatkan mereka.

Ia mengatakan ingin menggambarkan sekolah semacam mikro-kosmos masyarakat manusia yang diwakili dengan berbagai orang berseragam, seperti pelaku dan korban perundungan, anak kaya dan miskin, kepala sekolah pria dan perempuan jahat.

Baca juga:

7 Fakta Menarik dari Serial Netflix 'All of Us Are Dead'

Sutradara: 'All of Us Are Dead' Adalah Cerminan Masyarakat
Para pemain All of Us Are Dead. (Foto: Marie Claire)

"Sejujurnya, saya tidak menikmati film zombie. Tapi komik aslinya menarik perhatian saya karena menggambarkan wabah zombie di sebuah sekolah. Tidak seperti orang dewasa, siswa yang belum dewasa membuat keputusan yang berbeda dalam situasi yang ekstrem," lanjutnya.

Selain upaya melawan zombie, All of Us Are Dead juga mengangkat isu kekerasan sekolah sebagai tema utama lain. Virus zombie misterius dikembangkan oleh seorang guru untuk membantu putranya melawan pelaku perundungan di sekolah.

Sutradara yang juga akrab dipanggil Lee JQ ini menyadari kritik yang muncul mengenai potret kekerasan di sekolah dan penggunaan kata-kata kotor yang berlebihan.

"Banyak orang yang merasa tidak nyaman melihat perundungan di sekolah dan ingin menjauhkan diri darinya. Tapi masyarakat kita mungkin tidak jauh berbeda dengan sekolah. Kita bisa menjadi pelaku atau korban dengan atau tanpa disadari," ungkapnya.

Baca juga:

'All of Us Are Dead' Mendominasi 'Top 10' Netflix di 91 Negara


Popularitas All of Us Are Dead dipuji sebagai Squid Game baru sejak mendarat di Netflix pada 28 Januari. Serial ini menduduki puncak daftar 10 teratas acara TV non-bahasa Inggris Netflix untuk pekan 24-30 Januari dengan 124,79 juta jam penayangan.

Sementara itu, menurut data perusahaan analitik streaming Flixpatrol, serial yang terdiri dari 12 episode itu berada di posisi puncak acara TV Netflix selama sembilan hari berturut-turut sejak debut.

Lee JQ juga sedang memikirkan cerita All of Us Are Dead selanjutnya, meskipun musim kedua belum dikonfirmasi. "Jika musim pertama terus berjalan dengan baik untuk waktu yang lebih lama, musim berikutnya saya kira bisa dibicarakan," tutupnya. (and)

Baca juga

Yuk Kenalan dengan 5 Pemain Serial 'All of Us Are Dead'

Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan