Ramai-Ramai Kisah Penyintas Pelecehan Seksual dalam Film Dokumenter

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 03 Maret 2021
Ramai-Ramai Kisah Penyintas Pelecehan Seksual dalam Film Dokumenter

Film dokumenter angkat kisah penyintas pelecehan seksual. (foto: firstshowing.net)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DOKUMENTER baru HBO Allen v Farrow, lebih dari sekadar laporan tajam mengenai pertarungan hak asuh antardua orang terkenal di tengah tuduhan pelecehan seksual. Film itu menjadi bagian gelombang film dokumenter terbaru yang berusaha untuk mengemukakan pernyataan para penyintas sebagai bentuk 'keadilan' yang lama tertunda.

Serial HBO mengeksplorasi tuduhan Dylan Farrow bahwa ayahnya, sineas dan aktor Woody Allen, melakukan pelecehan seksual terhadapnya pada 1992, ketika dia berusia 7 tahun. Allen berulang kali membantah klaim tersebut.

BACA JUGA:

Netflix Dapatkan Hak Tayang Film 'The Ice Road' yang Dibintangi Liam Neeson

Dokumenter empat seri ini muncul setelah dua film dokumenter televisi pada 2019: Surviving R Kelly dan Leaving Neverland. Dua film itu mengangkat kasus pelecehan seksual yang dilakukan R Kelly dan Michael Jackson. Efeknya, nama baik mereka tercoreng dan beberapa platform berhenti memutar musik mereka. Kelly dan perwakilan Jackson membantah tuduhan tersebut.

Film-film itu tidak mengandung banyak 'bom', karena tuduhan yang mereka detailkan sudah diketahui secara umum dalam banyak pemberitaan. Namun, beberapa telah berhasil mengubah opini publik dan menuntut pertanggungjawaban bagi selebritas yang telah lolos dari hukuman.

Jika kita sekarang hidup dalam cancel culture, sebut saja apa yang muncul setelah penayangan film-film dokumenter penyintas kekerasan seksual itu sebagai consequences culture. Film dokumenter ini tidak meng-cancel pesohor sebagai tersangka pelaku pelecehan seksual, tapi memeriksa ulang tuduhan dan terkadang menyeimbangkan neraca keadilan.

"Kita merasa akuntabilitas sering kali tidak tersedia di pengadilan, terutama jika selebritas terlibat. Penghukuman media tampaknya merupakan jalan alternatif menuju keadilan," kata Dr Allison Covey, pakar etika di Universitas Villanova yang penelitiannya fokus pada budaya pop seperti diberitakan CNN.com (3/3). Inilah mengapa tiga film dokumenter berikut ini berdampak.


1. Allen v. Farrow

allen v farrow
Allen v. Farrow (usmagazine.com)


Sesuai sifatnya, film dokumenter yang dibuat dengan tuduhan penuh air mata tentang perilaku kriminal seseorang dapat terasa sepihak. Woody Allen menolak untuk diwawancarai, seri dokumenter tersebut menampilkan wawancara dengan Dylan Farrow, ibunya Mia Farrow, saudara laki-lakinya Ronan Farrow, beberapa anggota dan teman keluarga tersebut, serta pengacara. Versi kejadian Allen sebagian besar diambil dari buku audio yang membaca otobiografinya.

Allen membantah tuduhan dalam dokumenter itu dan mengkritiknya pernyataan baru kepada The Hollywood Reporter dengan mengatakan, "Para dokumenter ini tidak tertarik pada kebenaran. Sebaliknya, mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun diam-diam berkolaborasi dengan Farrows dan pendukung mereka untuk menyusun serangan dengan kebohongan."

Jadi apa dampak Allen v. Farrow pada apa yang tersisa dari karir Allen? The Los Angeles Times menyebut seri dokumenter HBO sebagai "paku di peti mati warisan Woody Allen". IndieWire mengatakan Allen v. Farrow bisa membawa keadilan kultural, jika bukan keadilan pidana. Dalam beberapa tahun terakhir, Amazon mundur dari kontrak empat film dengan Allen, dan penerbit besar membatalkan kontrak memoarnya yang kemudian diterbitkan oleh penerbit yang lebih kecil.


2. Leaving Neverland

leaving neverland
Leaving Neverland. (bluray.com)


Leaving Neverland menjadi topik panas sejak awal kehadirannya, terutama setelah tayang pada 3-4 Maret 2019. Jackson dituduh melakukan pelecehan seksual pertama kali pada 1993, terhadap bocah umur 13 tahun bernama Jordan Chandler. Sejak saat itu, mendiang tersandung masalah yang sama sampai lima kali. Dalam dokumenter ini ada dua penyintas yang tampil menyuarakan kisah mereka koreografer terkenal Wade Robson dan James Safechuck yang menjadi bintang iklan Pepsi bersama Jackson pada 1988.

Geger pelecehan ini pun telah ditanggapi pihak keluarga Jackson, yang juga mati-matian menentang. Janet Jackson, adik Michael yang juga seorang penyanyi, bahkan menolak tampil dalam acara penghargaan Rock & Roll Hall of Fame pada awal April 2019. Hal itu dilakukan sang adik sebagai bentuk protes terhadap HBO, yang terlibat secara langsung dalam Rock Hall. Janet tetap datang dan memberi pidato saat penerimaan, tapi ia tak mengeluarkan pernyataan apapun terkait Leaving Neverland.

Karena menayangkan dokumenter ini, HBO mendapat gugatan dari pihak pewaris Michael Jackson dengan alasan telah melanggar perjanjian yang berlangsung 27 tahun untuk tidak melecehkan mendiang Michael Jackson dengan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak.


3) Surviving R Kelly

surviving r kelly
Surviving R Kelly (netflix.com)


R. Kelly merupakan bintang R&B terbesar tahun 1990-an. Reputasi Kelly telah lama dinodai oleh tuduhan kriminalitas seksual dan hubungan yang tidak pantas dengan gadis dan perempuan muda. BuzzFeed menerbitkan sebuah cerita investigasi pada Juli 2017, di mana dua pasang orang tua menuduh R. Kelly menahan putri mereka dalam sebuah cult yang kejam. Pengacara Kelly membantah tuduhan tersebut dan salah satu perempuan muda membantah telah dicuci otak oleh penyanyi tersebut. Kelly terus merekam dan tur.

Kemudian pada Januari 2019, serial dokumenter Lifetime Surviving R. Kelly tayang untuk menguraikan sejarah tuduhan pelecehan seksual terhadap penyanyi tersebut. Serial ini menampilkan kisah emosional dari beberapa korban yang diduga dan menarik lebih dari 26 juta penonton.


Kelly dikeluarkan beberapa minggu kemudian oleh RCA, label rekamannya. Bulan berikutnya, dewan juri di Illinois mendakwanya atas 10 tuduhan pelecehan seksual yang melibatkan gadis remaja. Tuduhan kejahatan seks federal segera menyusul di Illinois dan New York. Kelly mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan dan sedang menunggu persidangan. Tidak berhenti di sana, Lifetime kemudian menayangkan sekuel Surviving R. Kelly Part II: The Reckoning pada awal tahun 2020.


Sebenarnya, jurnalis juga dapat menceritakan kisah-kisah penyintas pelecehan seksual yang sangat menarik di media cetak, tetapi mereka biasanya tidak membuat percikan yang sama. "Saya pikir penceritaan visual dalam bentuk apa pun akan memiliki dampak yang lebih emosional pada penonton daripada jurnalisme cetak," kata Ted Mandell, yang mengajar produksi film dokumenter di Universitas Notre Dame.

"Hubungan antarmanusia itulah yang dimiliki penonton dengan subjek dalam film yang membuat dokumenter dalam banyak kasus, begitu persuasif. Dan kekuatan kamera untuk menceritakan cerita tanpa kata-kata, untuk memungkinkan penonton mengalami kehidupan dalam waktu nyata, untuk membaca ekspresi wajah, (untuk) menafsirkan informasi secara visual dan audio," dia menambahkan.(aru)

#Film
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
'Demon Slayer: The Movie - Infinity Castle' Kembali Pimpin Chart Box Office AS, Jadi Film Anime Terlaris Sepanjang Masa
Demon Slayer: The Movie - Infinity Castle kini resmi menjadi film anime dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 22 September 2025
'Demon Slayer: The Movie - Infinity Castle' Kembali Pimpin Chart Box Office AS, Jadi Film Anime Terlaris Sepanjang Masa
ShowBiz
Suzzanna Universe Berlanjut, 'Santet Dosa di Atas Dosa' Segera Meneror Bioskop
Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa akan dibintangi Luna Maya dan Reza Rahardian.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 22 September 2025
Suzzanna Universe Berlanjut, 'Santet Dosa di Atas Dosa' Segera Meneror Bioskop
ShowBiz
Tom Holland Alami Gegar Otak Ringan, Syuting 'Spider-Man: Brand New Day' Dihentikan Sementara
Tom Holland mengalami cedera di lokasi syuting film Spider-Man: Brand New Day.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 22 September 2025
Tom Holland Alami Gegar Otak Ringan, Syuting 'Spider-Man: Brand New Day' Dihentikan Sementara
Lifestyle
Skenario Ditulis Edwin dan Eka Kurniawan, Bagaimana Sinopsis Film Horor Fantasi 'Monster Pabrik Rambut’?
Film horor fantasi bertajuk 'Monster Pabrik Rambut' garapan Palari Film kabarnya akan diputar tahun ini.
Frengky Aruan - Minggu, 21 September 2025
Skenario Ditulis Edwin dan Eka Kurniawan, Bagaimana Sinopsis Film Horor Fantasi 'Monster Pabrik Rambut’?
ShowBiz
Ketika Ibu Hadir Kembali Lewat Teknologi AI, Film 'Mothernet (Esok Tanpa Ibu)' Siap Tayang di Bioskop 22 September 2025
Film Mothernet (Esok Tanpa Ibu) menyatukan drama keluarga, cinta, dan teknologi masa depan.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 21 September 2025
Ketika Ibu Hadir Kembali Lewat Teknologi AI, Film 'Mothernet (Esok Tanpa Ibu)' Siap Tayang di Bioskop 22 September 2025
ShowBiz
Dari Gunung Bersalju ke Benteng Angker, Kisah Film Horor Mendatang Netflix ‘The Boy in the Iron Box’
Film ini diadaptasi dari cerita horor enam bagian karya penulis Chuck Hogan dan Guillermo del Toro.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 21 September 2025
Dari Gunung Bersalju ke Benteng Angker, Kisah Film Horor Mendatang Netflix ‘The Boy in the Iron Box’
ShowBiz
Film Pesugihan Sate Gagak: Kaya Raya karena Setan Langganan Sate, Intip Sinopsisnya
Film Pesugihan Sate Gagak dijadwalkan tayang di bioskop 13 November 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 21 September 2025
Film Pesugihan Sate Gagak: Kaya Raya karena Setan Langganan Sate, Intip Sinopsisnya
ShowBiz
Jack Black dan Paul Rudd Bintangi Remake 'Anaconda', Siap Tayang Akhir Tahun 2025
Film Anaconda (2025) terinspirasi dari film legendaris aslinya yang tayang pada 1997 silam.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 21 September 2025
Jack Black dan Paul Rudd Bintangi Remake 'Anaconda', Siap Tayang Akhir Tahun 2025
Fun
Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film
Dalam komik ini, Si Juki tampil bersama Blackjack karakter manga populer besutan Osamu Tezuka yang dijuluki Dewa Manga.
Wisnu Cipto - Sabtu, 20 September 2025
Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film
ShowBiz
Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025
Deretan film horor yang akan meramaikan bioskop Tanah Air di September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 September 2025
Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025
Bagikan