Playstation 1 Bukan Sekedar Game, Bisa Bikin Teman Ngambek


Playstation 1 (PS!) booming pada tahun 1990-an. (Foto: Pixabay/StockSnap)
UNTUK generasi kelahiran tahun 1990-an hingga 2000an awal tentu tidak akan asing dengan konsol Playstation 1 (PS1). Konsol game ini dirilis pada 3 Desember 1994 di Jepang.
Tampilannya yang hampir seluruh perangkatnya berwarna abu-abu ini, mengingatkan pada masa-masa masih kanak-kanak. Berbagai game hadir menyemarakan masa anak-anak itu. Apalagi keakraban terjalan dengan bermain bersama. Seiring dengan berjalannya waktu PS1 ditinggalkan tapi kenangannya masih tetap melekat di kepala.
Baca Juga:
1. Memory Card

Memory card tak pernah bisa lepas dari PS 1. Benda ini merupakan perangkat penyimpanan untuk game yang dimainkan. Karena kebutuhan game yang banyak maka memory card jadi semacam benda yang dikoleksi anak-anak zaman itu. Banyaknya memory card tentu bergantung berapa banyak game yang dimainkan, dan tergantung dari besar-kecilnya game yang disimpan.
Yang paling bikin kangen adalah, bertukar memory card dengan teman. Biasanya ada teman yang lebih rajin dalam memainkan game. Harga satu memory card pada saat itu untuk kapasitas 1MB berkisar di Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. Jumlah yang cukup besar bagi anak-anak saat itu. Bisa dikatakan ini semacam barang mewah.
2. Stik yang sering rusak

Benda yang satu ini termasuk benda yang paling sering diganti. Kerusakannya biasanya karena aktivitas bermain yang sangat tinggi. Terutama bila memainkan game sepakbola. Apalagi stik bukan barang eksklusif, banyak tangan yang memegang. Biasanya membuat kesal pemain yang harus menunggu orangtua membelikan stik baru. Namun pada akhirnya stik rusak ini malah jadi barang koleksi.
Stik PS1 dibandrol pada rentang harga Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu, tergantung model. Mulai dari polos abu-abus hingga transparan warna-warni. Tidak sedikit beredar stik abal-abal yang membuat frustasi bermain game.
Baca Juga:
Playstation Productions Wujudkan Video Game Jadi Film dan Serial TV
3. Koleksi game

Untuk memainkan game, biasanya gamer memiliki CD yang berisikan game yang hendak dimainkan. Pada saat itu harga per-CD tidak terlalu mahal, banyak orang yang memiliki koleksi game dengan jumlah yang sangat banyak.
Meskipun harga CD tidak mahal tapi untuk anak-anak tetap tidak bisa langsung membelinya. Biasanya anak-anak akan menabung dari uang jajannya untuk membeli CD game incarannya. Satu CD entah bajakan atau orisinil dijual dengan harga Rp5 ribu. Dengan harga itu tak mengherankan bila kemudian CD game menjadi koleksi.
4. Teman yang ngambek

Yang paling lucu pada masa itu adalah teman yang ngambek karena kalah bermain. Biasanya terjadi pada game terdapat mode untuk bermain dengan 2 player. Persaingan untuk menang dan ocehan yang membuat panas telinga semakin membuat emosi naik.
Namun ngambek juga tidak lama, biasanya untuk baikan lagi, seorang teman akan mengalah pada game selanjutnya. Namun tidak jarang juga ada yang benar-benar 'ngambek' sampai langsung pulang. (jhn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Honkai: Star Rail Versi 3.6 Rilis 24 September, Bagi-Bagi Gratis Karakter Dan Heng • Permansor Terrae

Dimulai Hari Ini! Timnas Valorant Indonesia Siap Tampil Ganas di China-ASEAN Esports Championship 2025

Walkot Solo Jadikan 'Roblox' Ekskul, DPRD Ingatkan Jangan Sampai Munculkan Masalah Baru

'Super Mario Galaxy Movie', Petualangan Baru Mario Siap Mendarat di Bioskop 2026

LaLiga Menyala! Barcelona dan Real Madrid Dapat Rating Tertinggi di EA FC 26

Jadwal MPL ID Season 16 Week 4 Hari Ini: Simak Jadwal Lengkap dan Analisanya

Roblox Jadi Ekstrakurikuler SMP di Solo, Walkot Respati Sebut Jadi Edukasi Menarik

Genshin Impact Rayakan Anniversary Ke-5, Nod-Krai Resmi Dibuka

Adaptasi Game Thriller 'Exit 8' Hadir di Layar Lebar: Misteri, Anomali, dan Ketegangan di Stasiun Bawah Tanah Tokyo

D4vd Isi Soundtrack untuk Fornite, Berikut Lirik Lengkap Lagu 'Locked & Loaded'
