Pentingnya Festival Film Independen bagi para Pembuat Film


Film independen memiliki aspek yang sangat otentik untuk menyuarakan ide dari pembuatnya. (Foto: Unsplash/Chris Murray)
FESTIVAL film independen hadir untuk merayakan gagasan dan originalitas para pembuat film indie yang membuat film sebagai media bersuara. Hal tersebut disampaikan Senior Progammer Sundance Film Festival Heidi Zwicker.
"Film independen memiliki aspek yang sangat autentik untuk menyuarakan ide dari pembuatnya. Film independen merupakan sebuah 'wilayah' agar pembuat film benar-benar nyaman dan yakin untuk menyuarakannya. Saya merasakan gairah itu dan film mampu membuat koneksi tersendiri, terlepas kita yang menonton berasal dari background yang berbeda-beda," kata Zwicker, dikutip ANTARA, Kamis (26/8).
Zwicker berpendapat terkait dengan film-film yang mengangkat isu sosial menjadi tren dan meraih pengakuan di berbagai ajang film dunia. Menurutnya, hampir semua film menyentuh cerita-cerita di kehidupan sehari-hari, termasuk mengangkat atau menyinggung isu sosial yang terjadi.
"Saya pikir, hampir semua cerita menyentuh banyak aspek isu sosial serta bagaimana kita sebagai masyarakat melihatnya. Banyak cerita romansa, coming of age, yang menyentuh isu sosial yang dekat, bahkan bisa relate dengan audiens di berbagai tempat atau negara," ungkapnya.
Baca juga:

Sebuah film, lanjut Zwicker, merupakan media yang kuat untuk berkomunikasi, dan festival film menjadi ajang penting untuk memberikan akses lebih luas baik kepada pembuat film maupun penonton.
"Film adalah media yang begitu kuat, ia bisa mengubah perspektif orang, membawa kehidupan untuk hidup melalui lensa. Dan, festival adalah bagian utama dari membagikan kisah-kisah itu. Bagi saya, festival adalah komunitas bagi penyuka dan pembuat film untuk saling bertukar pikiran dan gagasan bersama-sama," lanjutnya.
Baca juga:

Senada dengan Zwicker, CEO Sundance Institute Joana Vicente mengatakan festival juga menjadi sebuah platform yang cukup penting bagi pembuat film independen untuk dikenal secara luas. Pandemi pun tidak menghalangi misi tersebut, terlepas dari segala adaptasi yang dilakukan beberapa tahun terakhir, seperti penyelenggaraan Festival Film Sundance yang digelar virtual.
"Pandemi sangat berdampak buat semuanya, dan festival menyesuaikan dengan dihelat virtual. Namun, festival masih menjadi launching platform yang bertahan bagi pembuat film. Misalnya, film CODA yang baru saja memenangkan Oscar, film itu masih bisa menyentuh banyak orang terlepas film itu ditayangkan digital, dan tidak langsung (in person)," papar Vicente.
Hal lain yang menyenangkan dari sebuah film, lanjut Vicente, adalah banyaknya hal-hal tak terduga di dalamnya.
"Salah satunya diskusi, percakapan yang terbentuk secara langsung menjadi salah satu memori dan pengalaman mengasyikkan ketika kita hadir di festival film," tutupnya. (and)
Baca juga:
Tamu di Sundance Film Festival 2022 Wajib Tunjukkan Bukti Vaksinasi
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Film 'Si Paling Aktor': Ketika Figuran Mendapatkan Sorotan Utama

Baby Yoda Kembali, 'Star Wars: The Mandalorian & Grogu' Tayang 22 Mei 2026

Jejak Masa Lalu dan Teror Fotografi dalam Film Horor 'Shutter', Dibintangi Vino G. Bastian dan Anya Geraldine

Film 'Keadilan (The Verdict)' Tayang di Bioskop 20 November 2025, Simak Sinopsis hingga Fakta Menarik di Balik Produksinya

'Demon Slayer: The Movie - Infinity Castle' Kembali Pimpin Chart Box Office AS, Jadi Film Anime Terlaris Sepanjang Masa

Suzzanna Universe Berlanjut, 'Santet Dosa di Atas Dosa' Segera Meneror Bioskop

Tom Holland Alami Gegar Otak Ringan, Syuting 'Spider-Man: Brand New Day' Dihentikan Sementara

Skenario Ditulis Edwin dan Eka Kurniawan, Bagaimana Sinopsis Film Horor Fantasi 'Monster Pabrik Rambut’?

Ketika Ibu Hadir Kembali Lewat Teknologi AI, Film 'Mothernet (Esok Tanpa Ibu)' Siap Tayang di Bioskop 22 September 2025

Dari Gunung Bersalju ke Benteng Angker, Kisah Film Horor Mendatang Netflix ‘The Boy in the Iron Box’
