Film Nana Tayang di Berlin sebagai Oase di Tengah Isu Bahasa Sunda


Film Before Now & Then. (Foto: Youtube Before Now & Then)
DI tengah kontroversi mengenai bahasa Sunda oleh Arteria Dahlan menjadi sorotan, sebuah oase datang dari film berbahasa Sunda Before, Now & Then atau Nana yang akan diputar di Berlin International Film Festival 2022, Jerman.
Pemutaran film tersebut membuktikan bahwa bahasa daerah memiliki peran penting dalam memperkenalkan Indonesia di pentas internasional. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengaku bangga dan melontarkan pujiannya terhadap capaian film berbahasa Sunda itu.
Baca juga:
Meat Loaf, Pelantun 'I'd Do Anything for Love', Meninggal Dunia
Menurutnya, film yang diperankan Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil yang berlatar situasi tahun 1960 itu menjadi peristiwa sejarah bagi masyarakat Sunda. "Ini peristiwa bersejarah, film Indonesia masuk finalis Fesitival Film Internasional Berlin, dan yang pertama kali berbahasa daerah, yaitu Sunda," ujar Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menuturkan, prestasi tersebut patut diapresiasi mengingat isu kebhinekaan saat ini di Indonesia tengah menjadi sorotan. "Apalagi dengan isu masalah bahasa daerah dan kebhinekaan yang saat ini jadi sorotan, prestasi ini sangat membanggakan," tuturnya.
Diakuinya Film Nana oleh dunia internasional menjadi penyemangat bagi masyarakat Indonesia untuk tidak malu dan lebih menghargai keberagaman bahasa daerah.
Baca juga:
"Terbukti dengan kreativitas itu dunia menghargai, masak bangsa kita sendiri kurang menghargai. Poinnya ini adalah sebuah kebangkitan bahasa daerah di dunia internasional melalui ajang Festival Film Internasional Berlin," katanya.
Before, Now & Then (Nana) merupakan film karya sutradara Kamila Andini yang terseleksi untuk tayang perdana di Program Kompetisi Utama 72nd Berlin International Film Festival 2022. Dalam produksi film tersebut, Pemda Provinsi Jabar turut memberikan dukungan.
View this post on Instagram
Ridwan Kamil menuturkan, bahasa daerah bisa dilestarikan lewat berbagai cara termasuk film, maupun konten-konten di media sosial. Seperti film berbahasa Jawa Yo Wis Ben yang juga pernah berprestasi.
"Sudah dimulai film-film berbahasa daerah seperti Yo Wis Ben, itu Bahasa Jawa, karenanya mari lestarikan bahasa daerah dengan cara-cara baru bisa melalui media film, konten dan sebagainya. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi," ujarnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca juga:
Bocoran Foto 'Bridgerton 2' Tampilkan Kostum dan Latar Menawan
Bagikan
Berita Terkait
'Demon Slayer: The Movie - Infinity Castle' Kembali Pimpin Chart Box Office AS, Jadi Film Anime Terlaris Sepanjang Masa

Suzzanna Universe Berlanjut, 'Santet Dosa di Atas Dosa' Segera Meneror Bioskop

Tom Holland Alami Gegar Otak Ringan, Syuting 'Spider-Man: Brand New Day' Dihentikan Sementara

Skenario Ditulis Edwin dan Eka Kurniawan, Bagaimana Sinopsis Film Horor Fantasi 'Monster Pabrik Rambut’?

Ketika Ibu Hadir Kembali Lewat Teknologi AI, Film 'Mothernet (Esok Tanpa Ibu)' Siap Tayang di Bioskop 22 September 2025

Dari Gunung Bersalju ke Benteng Angker, Kisah Film Horor Mendatang Netflix ‘The Boy in the Iron Box’

Film Pesugihan Sate Gagak: Kaya Raya karena Setan Langganan Sate, Intip Sinopsisnya

Jack Black dan Paul Rudd Bintangi Remake 'Anaconda', Siap Tayang Akhir Tahun 2025

Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film

Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025
