Edukasi Jadi Kunci Dorong Investasi Kripto


Perlu edukasi sebelum berinvestasi. (Foto: Unsplash/Kanchanara)
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) merilis laporan terbaru mengenai demografi investor aset kripto di Indonesia. Menariknya, usia muda mendominasi jumlah investor dari total 14,1 juta pelanggan per Mei 2022.
Dalam laporan Kemendag, demografi investor kripto didominasi kelompok usia 18–24 tahun (32 persen), kelompok 25–30 tahun (30 persen), dan kelompok 31–35 tahun (16 persen). Adapun berdasarkan kelompok profesi, persentase karyawan swasta mendominasi sebesar 28 persen, wiraswasta 23 persen, dan pelajar/mahasiswa 18 persen.
Baca juga:

Menyikapi pertumbuhan investor muda yang mendominasi di instrumen aset kripto, butuh edukasi yang tepat untuk mendapatkan kualitas dan pertumbuhan industri yang sehat. VP Marketing Tokocrypto Adytia Raflein mengatakan, generasi muda lebih cenderung menjadi investor kripto dan investasi paling populer di kalangan milenium (usia 26-41 tahun).
Adytia melihat jika dibandingkan dengan yang lain, investor yang lebih muda berpikir bahwa aset kripto akan memberikan pengembalian investasi terbaik selama dekade berikutnya. Maka dari itu, diperlukan memahami aset kripto secara menyeluruh sebelum berinvestasi.
"Investor Milenial, Gen X, dan Gen Z kemungkinan besar memiliki aset kripto. Namun, melihat secara umum, mereka yang berusia muda masih sekadar ikuti-ikutan atau termakan FOMO untuk berinvestasi aset kripto. Jadi ada sebagian dari mereka yang kurang nyaman dengan volatilitas kripto. Sementara, sebagian besar lain bersikap optimis dan lebih agresif berinvestasi dalam aset berisiko daripada rekan-rekan mereka," kata Adytia, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Melihat pola perilaku investor muda di aset kripto, Adytia menekankan perlu edukasi yang inklusif dan berkelanjutan untuk memberikan gambaran luas terkait investasi aset berisiko ini. Padahal, memiliki pengetahuan yang baik bisa membuat perencanaan investasi yang jelas dan terukur.
Baca juga:

"Bagi investor muda, pahami profil risiko mereka dahulu. Pastikan hanya berinvestasi sebanyak yang mereka mampu dan tidak berharap dapat keuntungan yang cepat dengan mudah. Untuk membatasi risiko, tidak boleh menginvestasikan semua tabungan dalam kepemilikan kripto, sebagai gantinya, harus mendiversifikasi portofolio investasi," jelasnya.
Kemudian, tidak disarankan untuk menginvestasikan semua dana hanya dalam satu jenis aset kripto. Investor muda memiliki lebih banyak waktu untuk mencoba aset baru dan mendapatkan pengalaman dalam berinvestasi. Kripto dapat membuat investasi alternatif untuk generasi muda dalam jangka panjang, karena cenderung tetap kuat dan melewati setiap krisis keuangan yang mungkin terjadi di masa depan.
"Investasi aset kripto dinilai masih potensial meski sempat mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Oleh karena itu, edukasi kepada investor secara luas menjadi kunci guna menjaga kesinambungan industri kripto ke depannya," tutup Adytia. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!

Bitcoin dan Ethereum Ikut Terpengaruh, Trader Crypto Perlu Waspadai Dampak Peristiwa Global

Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5

Pasar Derivatif Kripto Indonesia Menggeliat, Pintu Catat Peningkatan Signifikan

Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih
