Disney Plus Melesat di Antara Platform Streaming Premium di Asia Tenggara


Disney kini menempati urutan kedua di kawasan Asia Tenggara dalam jumlah langganan premium. (Foto: filmdaily.co)
DISNEY Plus membuat kemajuan terbesar di antara platform streaming premium di Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun ini. Demikian menurut survei terbaru.
AMPD Research, yang berafiliasi dengan Media Partners Asia mengatakan pemimpin pasar streaming video tetap YouTube dengan pangsa 68%, di atas TikTok dengan 21% di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Video premium (berbayar dan didukung iklan) menyumbang 10% dari menit streaming.
Baca juga:
Peneliti menggunakan sistem pengukuran pasif yang dipasang dengan izin pada perangkat pengguna serta survei biasa.

Di sektor premium, Netflix sejauh ini menjadi yang terdepan, menyumbang sekitar 40% dari waktu streaming. Diikuti oleh Viu (15%), Tencent's WeTV (13%), iQIYI (10%) dan Indonesia's Vidio (9%). Disney Plus dan Disney Plus Hotstar menyumbang sekitar 2% dari waktu menonton di sektor premium, meskipun pangsa itu dapat meningkat di kuartal mendatang.
Sektor premium tersebut menambahkan sekitar 4,9 juta pelanggan yang membayar antara Januari dan Maret. Sementara, Disney Plus atau Disney Plus Hotstar menyumbang lebih dari 1,9 juta di antaranya. Lonjakan langganan ini membuat Disney kini menempati urutan kedua di kawasan Asia Tenggara dalam jumlah langganan premium, dengan perkiraan 4,6 juta. Posisi ini di belakang Netflix dan di depan pemain regional Asia, Viu.
Baca juga:
"Disney Plus atau Disney Plus Hotstar menambahkan sekitar 2 juta pelanggan pada Q1 2021, didorong oleh pertumbuhan di Indonesia dan peluncuran yang sukses di Singapura pada akhir Februari," kata AMPD seperti diberitakan variety.com (18/5).
"Sementara konsumsi (Disney Plus Hotstar) telah melambat secara signifikan di Indonesia, konsumsi dan penyerapan diperkirakan akan terus tumbuh di Singapura dengan perluasan konten Disney Plus 'Star dan rilis seri asli Marvel yang baru," tambah AMPD.

Viu terus berkembang, sebagian besar karena daya tarik di Filipina karena kemitraannya dengan Smart mendorong pertumbuhan pelanggan melalui kampanye pemasaran lokal yang kuat. "Kekuatan deretan drama Korea jendela pertama Viu dan integrasi telco (paket data, harga sachet, tagihan operator langsung) di seluruh Asia Tenggara membantu mempertahankan serapan pelanggan," AMPD menjelaskan.
Kedua saingan streaming Tiongkok ini mungkin juga membuat kemajuan, meskipun di wilayah yang berbeda. Pertumbuhan WeTV terkonsentrasi di Thailand dan Indonesia, sedangkan iQIYI terkuat di Malaysia.
Di Thailand, drama Tiongkok premium dan serial variety WeTV mendapatkan popularitas sementara WeTV asli lokal yang terkenal di Indonesia mendorong penyerapan pelanggan. Pertumbuhan langganan iQIYI didorong oleh Malaysia, karena kemitraan dengan Astro memberikan langganan iQIYI berdiskon kepada pelanggan TV berbayar Astro.
"Drama dan ragam premium iQIYI terus mendapatkan popularitas di seluruh Asia Tenggara," demikian pernyataan AMPD. (aru)
Baca juga:
Lewat Perintah Suara, Disney Plus Kini Bisa Diputar di Google Assistant
Bagikan
Berita Terkait
Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film

Drama Disney+ ‘Delusion’ Kena Denda Rp 11,7 Juta karena Buang Sampah Sembarangan di Jeju

Dibintangi Nama Besar, Drakor ‘Twelve’ Malah Berakhir ‘Gatot’

Karate Kid: Legends Tayang di Netflix 27 September, Jackie Chan dan Ralph Macchio Latih Generasi Baru

Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025

Robert Redford Meninggal Dunia, Rekan Aktor Sebut ‘Salah Satu Singa telah Pergi’

Aktor Legendaris Robert Redford Meninggal di Usia 89 Tahun

Angelina Jolie Comeback dengan Film Adaptasi Novel 'Anxious People', Intip Sinopsisnya

'Super Mario Galaxy Movie', Petualangan Baru Mario Siap Mendarat di Bioskop 2026

Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas
