CBDC dan Aset Kripto Bisa Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Senin, 18 Juli 2022
CBDC dan Aset Kripto Bisa Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia

Pembahasan mengenai desain CBDC terus menjadi perhatian bank sentral di setiap negara, termasuk Indonesia. (Foto: Unsplash/austin distel)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BANK Indonesia (BI) terus mendalami desain dan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC). Kabar baiknya, BI sudah mengumumkan pada akhir 2022 ini, mereka akan mengeluarkan white paper pengembangan CBDC atau Digital Rupiah. Keberadaan aset kripto juga melatarbelakangi bank sentral menjajaki desain teknologi layanan keuangan ini.

Mayoritas bank sentral dunia telah mulai melakukan tahapan riset dan percobaan sesuai dengan karakteristik negaranya masing-masing. Menurut data Atlantic Council, saat ini lebih dari 100 negara yang mewakili lebih dari 95 persen PDB global, sedang menjajaki penerbitan CBDC.

Dari jumlah tersebut, 10 negara sudah resmi meluncurkan CBDC, 15 negara masih dalam tahap pilot project, 24 tahap pengembangan, 43 tahap riset (termasuk Indonesia), 10 negara CBDC-nya tidak aktif dan dua negara membatalkan penggunaan CBDC.

Pembahasan mengenai desain CBDC terus menjadi perhatian bank sentral di setiap negara, termasuk Indonesia. Salah satunya mengenai skema yang paling cocok dalam implementasinya ke depan. Selain itu, dukungan dan masukan industri juga merupakan masukan penting bagi bank sentral dalam merencanakan desain CBDC.

Baca juga:

Gudang Kripto Indonesia Siap Sambut Investor Pemula

CBDC dan Aset Kripto Bisa Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia
Memperhatikan kestabilan sistem keuangan dan pemilihan teknologi yang digunakan pada tahap eksperimen. (Foto: Unsplash/pierre borthiry)

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda, menyambut baik rencana peluncuran CBDC oleh Bank Indonesia. Pemerintah telah membuka diri terhadap perkembangan teknologi layanan keuangan agar tetap relevan. Utamanya tentu memberikan kemudahan dan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

"Kami siap berdiskusi dengan seluruh stakeholder untuk memberikan kontribusi menciptakan desain CBDC yang sempurna diterapkan di Indonesia. Pada akhirnya, CBDC memerlukan kerangka peraturan yang bersinergi dan kompleks termasuk mendukung inovasi, privasi, perlindungan konsumen dan standar anti pencucian uang yang perlu dibuat lebih kuat sebelum mengadopsi teknologi ini," kata pria yang akrab disapa Manda, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Jumat (15/7).

Lebih lanjut, Manda menjelaskan ada sejumlah tantangan yang perlu dipertimbangkan secara cermat sebelum menerbitkan CBDC. Misalnya, memperhatikan kestabilan sistem keuangan dan pemilihan teknologi yang digunakan pada tahap eksperimen untuk memahami bagaimana CBDC dapat diimplementasikan, baik menggunakan teknologi DLT-Blockchain maupun non-DLT (Distributed Ledger Technology).

Baca juga:

Perempuan Mulai Berinvestasi pada Uang Kripto

CBDC dan Aset Kripto Bisa Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia
Keberadaan aset kripto juga melatarbelakangi bank sentral menjajaki desain teknologi. (Foto: Unsplash/Art Rachen)

Salah satu negara pertama di dunia yang telah menerapkan CBDC adalah Bahama. Sand Dollar adalah versi digital dari dolar Bahama (B$). Seperti uang tunai, Sand Dollar dikeluarkan oleh Bank Sentral Bahama melalui lembaga keuangan resmi.

Sand Dolar digital Bahama ditopang oleh sistem blockchain bernama NZIA Cortex DLT dan bisa digunakan sebagai alat tukar yang sah. Sand Dollar bukan aset kripto (misalnya Bitcoin). Sand Dollar adalah CBDC, ini berarti unit akun dan alat pertukaran yang terpusat, teregulasi, stabil, privat dan aman. Sand Dollar adalah tanggung jawab langsung Bank Sentral Bahama, yang didukung oleh cadangan devisa.

"CBDC terbukti bisa mengurangi biaya pengiriman layanan dan meningkatkan efisiensi transaksional untuk layanan keuangan di seluruh Bahama. Validasi transaksi/pemrosesan transaksi real-time yang hampir seketika," jelas Manda.

CBDC memang dirancang tidak mengganggu stabilitas moneter dan sistem keuangan. Keuntungannya bisa mengurangi hambatan terhadap inklusi keuangan, meningkatkan efisiensi pembayaran dan menurunkan biaya transaksi dan menciptakan transparansi. (and)

Baca juga:

Pasar Kripto Bergerak Stagnan, Apa Penyebabnya?

#Teknologi #Finansial
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Fun
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
POCO F8 Ultra kini sudah muncul di Geekbench. HP ini akan menjalankan Android 16 dan ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5.
Soffi Amira - 44 menit lalu
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Fun
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Samsung Galaxy S26 bakal dilengkapi RAM 12GB. Kemudian, inovasi ini akan diumumkan di CES 2026.
Soffi Amira - Kamis, 13 November 2025
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Indonesia
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
OPPO Reno 15 versi China berbeda dengan global. Versi global dibekali chipset Snapdragon 7 Gen 4.
Soffi Amira - Kamis, 13 November 2025
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
Fun
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
OPPO Reno 15 Pro sudah tersertifikasi TDRA. HP ini kabarnya akan meluncur global pada akhir 2025 mendatang.
Soffi Amira - Kamis, 13 November 2025
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
Fun
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
Huawei kini sedang mengembangkan HP lipat barunya. Kabarnya, HP tersebut akan menyaingi iPhone Fold.
Soffi Amira - Kamis, 13 November 2025
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
Fun
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
iPhone 18 Pro Max diprediksi jadi HP terberat Apple. HP ini akan membawa Face ID di bawah layar.
Soffi Amira - Kamis, 13 November 2025
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
Fun
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
JBL meluncurkan BandBox, ampli pintar dan speaker portabel berbasis AI dengan teknologi pemisahan vokal-instrumen real-time.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 November 2025
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
Fun
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
POCO F8 Pro dan F8 Ultra akan segera meluncur. HP ini dikabarkan membawa baterai berkapasitas kecil.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
Fun
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Render Samsung Galaxy S26 Plus kini bocor di internet. Namun, banyak yang bertanya-tanya mengenai chipset dari HP tersebut.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Fun
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Geekbench telah mengungkapkan chipset OPPO Reno 15. HP tersebut akan dilengkapi chipset MediaTek.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Bagikan