Artificial Intelligence Dapat Deteksi Tanda Awal Kanker Paru-Paru
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan agar orang dewasa yang berisiko terkena kanker paru-paru mendapatkan CT scan dosis rendah. (Foto: Unsplash/Robina Weermeijer)
PARA peneliti di Boston berada di ambang kemajuan besar. Prosedur skrining kanker paru-paru selangkah demi selangkah menuju era baru lewat kehadiran kecerdasan buatan (AI) yang dapat mendeteksi tanda-tanda awal kanker paru. Sebelumnya, dokter bisa menemukannya lewat CT scan.
Alat AI baru itu disebut Sybil. Dikembangkan oleh para ilmuwan di Mass General Cancer Center dan Massachusetts Institute of Technology di Cambridge, alat itu terbukti dapat memprediksi secara akurat apakah seseorang akan terkena kanker paru-paru pada tahun berikutnya. Peluang keakuratannya cukup besar, yakni 86% hingga 94%.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) saat ini merekomendasikan agar orang dewasa yang berisiko terkena kanker paru-paru mendapatkan CT scan dosis rendah setiap tahun untuk mendeteksi penyakit ini.
Baca juga:
Namun, bahkan dengan pemeriksaan rutin, mata ahli radiologi yang paling tajam sekalipun, tidak dapat melihat semuanya. Dan di sinilah peran Sybil.
“Mata telanjang tidak bisa melihat semuanya,” kata Dr. Lecia Sequist, seorang ahli onkologi dan direktur program Klinik Deteksi Dini dan Diagnostik Kanker di Rumah Sakit Umum Massachusetts seperti disiarkan NBC.
“AI yang kami kembangkan melihat pemindaian dengan cara yang sama sekali berbeda dari yang dilihat oleh ahli radiologi manusia,” lanjutnya.
Alat itu, kata para ahli, bisa menjadi lompatan jauh ke depan dalam deteksi dini kanker paru-paru, kanker paling umum ketiga di Amerika Serikat, menurut CDC.
Penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian akibat kanker, menurut American Cancer Society. Mereka memperkirakan akan ada lebih dari 238.000 kasus baru kanker paru-paru dan lebih dari 127.000 kematian.
Baca juga:
Sementara itu, untuk memprediksi risiko kanker, Sybil mengandalkan satu CT scan, lalu menganalisis gambar tiga dimensi.
Selanjutnya, "Sybil mencari tidak hanya tanda-tanda pertumbuhan abnormal di paru-paru, tetapi juga pola atau gangguan lain yang belum sepenuhnya dipahami para ilmuwan," jelas Dr. Florian Fintelmann, ahli radiologi di Mass General Cancer Center.
Meski begitu, Sybil belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan di luar keperluan uji klinis.
Jika kelak disetujui, Sybil bisa memainkan peran unik dan membantu lebih banyak orang untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin. (dsh)
Baca juga:
Cara Tepat Perawatan Pasien Kanker Paru-Paru di Masa Pandemi
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
Bocoran Spesifikasi OPPO Reno 15: Bawa Layar 6,32 Inci dan Baterai 6.200mAh
Bocoran Xiaomi 17 Ultra: Bawa Teknologi LOFIC dan Kamera Telefoto Periskop Baru
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus Bakal Bawa Kamera Telefoto 12MP
OPPO Reno 15 Hadir dalam 3 Warna, Segera Meluncur 17 November 2025!
iPhone 11 vs iPhone XR: Mana yang Masih Layak Dibeli di 2025?
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi